Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2024

Mendera

  Tubuhnya Busuk Di kerumuni Dosa. Nuraninya gelap, Tubuhnya menggigil ketakutan, Dosanya busuk dikerumuni lalat. Di gudang rumah, la temui sejadah berjamur, la basuh dengan air matanya, Jalan merangkak, hatinya ragu diterima tuhannya. Tapi apalah daya, Kuasa tuhan lebih besar dari dosa-dosa manusia. ~Abdulloh faqih~

matehatika

 kepada perempuan yang dianugerahi keindahan jiwa dan ragamu memanglah kebenaran hanya bisa disentuh dengan kesucian kecantikanmu bukan pada paras namun dia terpancar bagai serunai sinar ditengah kehampaan bunga-bunga di tanah lapang adalah cinta kasih semesta kehidupan dan engkau anak manusia adalah bunga-bunga dari kasih dan sayang pahamlah aku bila rasa sayang tidak di-baru-kan maka akan berakhir menjadi perbudakan cinta, bagai sebuah kematian. beberapa orang dianggap menakutkan namun beberapa lainnya menantikan layaknya menunggumu hingga waktu temaram meski tahu gelap gulita akan menggantikan apakah itu sebuah kesalahan ? kau tahu (yang), dalam beberapa persoalan tidak bisa di setarakan seperti matematika dalam pelajaran setiap pertanyaan akan selalu ada kunci jawaban namun dalam kehidupan beberapa persoalan tidak akan muncul sebuah jawaban untuk kelanjutan, biarlah kita mengarungi samudera rubiyat tuhan. (hutan pinus, hujan, dan kemeja hitam)

Semenjana

 Kita hanya sebatas cinta yang tak pernah tersampaikan. Tertutup tabir-tabir dalam pertanyaan Lalu luruh,  lalu termangu,  atau ragu. Memuai dan terlupakan atas masa-masa itu. Serupa jejak langkah, akan hilang seiring hadirnya ombak-ombak di pantai itu Adakah kita hanya sebatas belajar menyimpan dendam dan rindu Lalu membisikkan salam, Lewat konstelasi-konstelasi dalam ingatan Atau sekedar kecupan diantara lautan awan Biarlah rindu menjadi senandung untuk bromocorah masyarakat pedesaan Yang teduh, Lagi melelapkan, kemudian terlupakan. barangkali waktu akan terulang, sepertinya lebih baik berteman

pelukis dendam

 Kita hanya berbeda perihal seni dalam mencinta, nona. Engkau dengan kuas dan kanvasmu Aku dengan pena dan buku pemberianmu Terkadang engkau melukis wajahku Sedang aku lebih sering menulis cerita tentangmu Setiap pagi engkau merangkai sebuah lukisan baru Setiap petang aku berlatih menyesuaikan diksiku Entah mana yang akan sampai dipenghujung dahulu Adakah aku dengan segala tulisan mengenaimu Atau engkau dengan lukisan wajah baru. Adakah aku yang tak sanggup membersihkan kembali cerita-cerita itu Atau engkau yang memaksa untuk membuka lembaran baru Hingga ketika sang pemilik waktu tiba merubah cerita itu Aku tak lagi dengan pena dan buku-buku darimu Kau tak lagi dengan kuas dan kanvas pemberianku Yang perlu kau tau, beberapa orang akan selalu membekas didalam hatimu.  Meski sudah memiliki yang baru.

adakah kita hanya sebatas tanah dimana kita berpijak saja

Sebuah Roman : Kamu yang menangis pasti kutampar mukamu
 Kamu yang melelehkan peluh mata di hadapan dunia yang bengis
Awas kurobek keningmu! Kelembutan sudah mati, kamu tahu!
 Kelembutan sudah lama mati dan dunia begitu renta
 Karena engkau tak pernah peduli Cepat terjun ke air panas dendam yang mendidih
 Matamu musti membelalak liar dan harus menyimpan
 Gelombang dan kekejaman Marah besar
 Dada menggelegak hingga sukma terbakar
 Sesudah itu baru kematianmu luhur Burung-burung yang bernyanyi bungkam mulutnya Batumu jangan leleh oleh terik matahari atau bisik angin
 Dan bunuh suara-suara yang mengajakmu terharu Hanya perawan boleh berharap pada keterharuan
 Karena ia belum kenal gelombang lautan
 Karena tak membunuh diri dengan perlawanan Kelembutan mati kamu tahu!
 Kelembutan sudah lama mati dan dunia begitu renta
 Karena Engkau tak pernah peduli Kamu yang menangis pasti kulukai mukamu
 Kamu yang tak jadi batu dan menyangka bisa ketemu
 Awas kukoyak kenanganmu!

klausa di bulan juli

Kemudian mau kau apakan tentang rindu ini ? apakah disimpan dalam almari lagi ? Atau dilipatan dalam makanan yang kau buatkan padaku setiap pagi dan sore hari ? Apa mungkin dalam setiap pesan yang engkau dulu anggap sebagai gurauan atau seni ? Ah sudahlah, memang semua telah hilang. Kita juga tidak bisa "menafikan" perkataan itu setiap hari  namun apa yang sudah berjalan akan selalu dikenang dalam ingatan dan hati. Sama halnya perpindahan angin muson yang saling berkebalikan begitu pula daun yang jatuh berguguran akan terus melakukan pergantian. Dan engkau, kini telah menemukan kembali sesuatu yang hilang dari ingatan.

Sakramen manusia dan tuhan

  hari ini engkau akan melepaskan satu siklus hidupmu dan akan berganti ke siklus yang baru. Sebentar lagi engkau akan melakukan perjanjian dengan tuhanmu.   ingatlah selalu, jangan kau sakiti hatinya dan jangan kau sia siakan hidupmu. Ijab qobulmu nanti itu, adalah pembuka gerbang baru,  segala sesuatu yang dosa akan dibukakan pintunya menjadi pahala terbesar selama hidup engkau di alam dunia.  Itulah yang dinamakan penyempurna iman dalam syariatNYA  Semoga engkau dikarunai ridhonya.  Fadhol dari tuhan telah datang menantimu, semoga engkau dapat memikul tanggung jawabmu.  Dan seperangkat alat sholat itu harus kau tegakkan selama hidupmu.

setitik hitam dalam kehidupan

Dalam catatan menjadi manusia, tidak semuanya engkau terus membentenginya. Adakalanya, tempat gelap yang dipandang sebelah mata itu dapat menambah wawasan sesama manusia. Atau sekedar nyanyian " disini tempat cari senang, atau cerita cerita tatto naga menjadi cacing dan tatto singa menjadi kucing " yang itu membuatmu tertawa serta secara tidak sadar kesenangan itu merupakan sebuah pahala. Adakalanya, melihat dosa dan cerita yang dinikmati, manusia bisa menjadi dewasa kau tak perlu melakukan apa yang mereka lakukan tapi kau juga tidak memiliki keharusan untuk memutuskan tali pertemanan. Perihal tiang, itu akan terbentuk sendirinya sejauh tekad yang kau tanamkan. 

Yang hilang dari symphoni hitam

 Sebuah Roman Suatu malam yang redup
kau dan bintang tergantung di atas langit hitam tampak terang namun terlalu jauh untuk dapat digenggam aku berjalan sembari hanya dapat memandang seraya bergumam, lagu kau dan aku
dalam kenanganmu itu
melewati bukit ketika temaram Duduk berhadapan lalu memegang rambutmu
serta iringan lagu yang mendayu-dayu akhirnya hari biasa yang kita nantikan telah tiba, tapi apakah kau ingat itu ? pukul 2 dini hari dan aku harus menurunkanmu dari kendaraan yang kita naiki  lalu di hari berikutnya sengaja aku tidak pulang karena ingin melihat wajahmu lagi Sebentar saja, di kedua tanganku ini
hanya ada waktu yang begitu singkat
untuk memandangi ataukah kau ingat kelopak-kelopak bunga bermekaran saat musim ini Kita berjalan berdampingan sambil mencocokkan langkah kita yang begitu beda karena terperangah kabut dan pinus yang rimbun saat musim semi Apakah kau merindukan musim itu, kekasih gelapku ? Apakah kau mendengarnya ?
Apakah kau begitu merindukanku ? atau hanya

Saudara-saudaraku seiman yang di jalan game judi slot kekuasaan

Sesuatu yang nantinya ketika semakin disibak, semakin muncul misteru baru. Sama halnya dengan momentum gaya, satu benda dibenturkan bagian samping lainya akan menjadi pergerakan namun yang ditengah akan tetap tenang dan yang diujung akan saling bertabrakan. Entah suatu seperti itu merupakan bentuk yang wajar ataukah semacam kesalahan yang telah di-normalisasi-kan . Hingga suatu waktu pernah saya bergumam, orang tanpa majikan itu apakah sebuah kesalahan ? Apakah memang sudah lumrahnya kita dibawa orang ? Entahlah, untuk saat ini aku memilih menjadi ronin tak bertuan

Yang Teringat Dalam Hippocampus Otak Bagian Kiri

  sebuah roman saat menulis ini, jam sudah berdentang selama empat kali dan hujan tak lagi datang tentang aku yang punya banyak pengalaman namun selalu terkejut ketika melihat kebenaran diputarbalikkan. tentang kebijakan yang memperoleh imbalan. sungguh ! seakan kebajikan adalah sebuah komoditas perdagangan karena itulah aku tidak akan berlarut dalam banalitas keimanan lalu apalah pengertian tentang cinta ? cinta antara dua insan. apakah kau akan melayang dengan kasihmu kesetiap penjuru dunia yang tak berujung atau kau akan terbuai dengan pesakitan yang kau timbulkan karena sebuah kenangan yang dijunjung ketahuilah bahwa cinta semacam itu adalah omong kosong kalau kata pram tapi apakah begitu pengertian kasih sayang yang hanya saya ketahui ? betapa naas. tidak, betapa sedihnya kesimpulan yang saya pahami setelah kau berhasil meraih apa yang kau ingini karena Renjana yang diberikan oleh kekasih yang tak kau anggap hingga kini  sejujurnya, aku hanya ingin mengulang masa-masa ini kembali

Renjana

  sebuah roman kau adalah sebuah pulau yang terpisah karena luka batinmu yang mengangah terasingkan dalam kebahagiaan yang telah menyerah dijauhkan dari perasaan iba hati dan bersembunyi dibalik tirai-tirai ilahi  memoar lama seakan kembali menghantui sejenak di pagi hari, pernahkah engkau tertegun karena teringat masa-masa yang tlah kau lalui tentang masa dimana engkau menjadi pemeran utama dalam sebuah opera tentang pergumulan yang engkau inginkan sebelum keterasingan mendera atau sekedar teringat cerita cinta tentang anak remaja dengan gadis desa yang menaungi kidung kasih, punahkah sekarang rasa hilang dalam hati kita ? atau sekedar mengutuk perasaan karena yang diinginkan telah hilang dan sulit untuk dikembalikan  atau mengingat perjanjian yang pernah kita tuturkan. agaknya, tentang dia jangan pernah terlupakan biarlah selebrum dari otak bagian kiri selalu mengingat peristiwa yang melelahkan

Kidung Untuk Kekasih

 Sebuah Roman kepada pemeluk teguh, tuhanku dalam keadaan termangu aku senantiasa mengingat ciptaanmu seorang hawa yang senantiasa menengadahkan tangan kepadamu dengan suka tanpa duka ia selalu meminta apapun kepadamu ohh tuhanku, ia dengan kelembutan dalam jiwanya seperti rimbaraya di pagi hari yang menyingsingkan sinarnya tanah becek, duri beracun, dan kegelapan sirna seiring dengan hadirnya namun ternyata itu adalah kenangan untuk terakhir kalinya gaun putih kecoklatan yang engkau kenakan akan selalu kukenang hingga enam masa  tatapan mata yang menyorot bagai bintang yang penuh kasih sayang akan selalu ada tempat dalam relung hati yang terdalam betapa berat, wahai betapa bosan hati ini untuk terus berjauhan membenar-benarkan kata dalam sebuah pesan hanya untuk mengakhiri sebuah obrolan kunyalakan jiwa hingga ngungun, sunyi riuh rendah, hari berganti malam tanpa sebuah istirah wahai tuhan yang menangui kidung ini, sudikah engkau mendekatkan sanubari kami kembali atau mungkin sudah wa

PUTIH

yang ditinggal menjadi katalis disetiap kamis, manis.  Membuka jalan menuju tuhan saat yang telah mati pulang ke kampung halaman. dengan ratapan ke arah anak cucu melalui asas persaudaraan.  Tentang tiga amalan yang tidak akan putus hingga akhir zaman. Melihat anak cucu membuka ayat suci lembar demi lembar, sumpah serapah tak jadi terlontar.  Lalu ia kembali dan merobek tirai penghalang menuju tuhan,  dengan senyum yang tanpa penyesalan  dan air mata yang bercucuran karena mendapat setetes rahmat dari tuhan 

Sendiri Dan Keterasingan

Sebuah Roman kau sendiri adalah sebuah pulau yang terpisahkan  terasingkan dalam kebahagiaannya sendiri dan dijauhkan oleh perasaan iba hati  sekaligus disembunyikan dari balik rahasia dan misteri. Namun pada pengamatan seksama  aku melihat dirimu yang terpencil berdiri di samping mahkotamu, menderita di dalam keterasingan dan gemetar di dalam sepi. Aku melihat diri itu mengulurkan kedua lengannya seakan-akan memohon dari hantu tak kasat mata.  Aku melihatnya mengintip dari balik bahu orang-orang pada cakrawala yang jauh sana  dengan tatapan kosong dari segala sesuatu kecuali kesendirian dan keterasingan. kesendirian dan keterasingan ini,  aku akan, mendengar suaramu dalam kematian !  berpikir bahwa akulah yang sedang bercerita ini; tetapi begitu kulihat wajahmu,  kusadari bahwa bayangangku sendirilah yang sedang kulihat pada cermin malam itu. bahwa, akulah lelaki dengan jiwa bocah itu

Banalitas faham keimanan

Sebuah Roman Hanya pada kebanalan yang aku tenun Malapetaka yang terus bersifat rukun Tak ada rehat dari pagi sampai malam Walau jiwa bersenandung irama yang menghitam Tidak stakato pada pergerakan mesin I'm in my bag like it's lunch time gunning for you one by one

Istidraj Dan Bagaimana Makna Sebenarnya

satu atau dua bulan yang lalu, saya bertemu dengan seseorang yang usianya 2 kali lebih tua dariku dan aku juga mengaggap beliau seperti sahabatku. ahh tidak, mungkin lebih tepatnya sebagai guruku, guru batinku. kala itu waktu menunjukan pukul 01.00 dini hari diwaktu kami bercengkrama bertiga didepan ruang tamu. tanpa sebab atau tanpa apa tiba-tba saya bertanya seputar istidraj yang terlintas dikepala. dan sebenarnya, pertanyaan itu muncul setelah sekian lama saya merasakan kehampaan didalam hati yang tanpa ada dasarnya. teringat sekali bahwa waktu itu saya masih bekerja di bank swasta dengan gaji yang sangat cukup bahkan lebih untuk seorang anak desa yang tidak memiliki tanggungan apa-apa. pertanyaan ini muncul karena seringnya saya merasa gundah gulana tanpa suatu sebab yang memicunya, padahal kalau dirasa financial saya sangat lebih cukup untuk membeli apa saja, finansial saya juga sangatlah mumpuni untuk menabung hingga dua ratus ribu  setiap hari. yaa mungkin itu yang terfikirkan o

Kita Hanya Berbeda Jalan Memilih Dosa

  Semuanya, akan berakhir ketika ruh mencapai pangkal krongkongan kita. - [ ] Segala upaya, yang kita pinta, yang kita selalu berusaha menggapainya, yang kita upayakan dengan segala cara. - [ ] Pada akhirnya akan tetap sama, kita akan berlanjut ke perjalanan dan pengadilan selanjutnya. - [ ] Entah baik atau buruk yang dibawa, harusnya kita berbaik sangka dan berupaya mendapat ridhonya. - [ ] Tapi kenapa semua itu bisa terlupa oleh kehidupan di dunia, bukankah tujuannya hanya liang lahat semata - [ ] Suatu waktu aku pernah dialog dengan saya, "diksi" tentang sekarang dia sudah tidak sakit lagi untuk orang yang meninggal dimana sebelumnya dia telah diberikan rasa penyakit selama didunia - [ ] Suatu kata itu, dalam batin saya berkata, "iya kalau memang perilaku baik yang dominan dibawanya, bagaimana kalau sebaliknya" - [ ] Bukankah dia malah akan mendapat siksa yang lebih pedih lagi kalo menurut buku buku cerita ? - [ ] Tapi sebenarnya itu merupakan kesalahan fatal yan

Kalbu yang mencoba menyentuh nurani

Sekali lagi, Gusti dengan segala takdir uniknya selalu menjawab pertanyaan pertanyaan manusia yang tidak pernah terlintas difikiranya. Dan untuk kami kami ini, akan selalu berusaha untuk tidak membenci sesuatu apa yang belum kami mengerti. sekalipun dalam beberapa kondisi, sepertinya menjadi manusia adalah masalah bagi manusia.

Sang Pencipta Nidah Kirani

sebuah roman Tentang bagaimana tidak pernah berkata tidak kepada istri tentang bagaimana seorang imam mempertanggung jawabkan kepemimpinannya kepada sang pencipta atas kekasih ini Tentang bagaimana semua dosa berubah menjadi pahala setelah peristiwa akad yang disaksikan malaikat di langit dunia  Tentang betapa sucinya bahtera rumah tangganya.  Tentang bagaimana penerapan konsep hukum keluarga islam terhadap kerukunannya Lemah lembutlah kepadanya, namun jangan terlalu memanjakannya.  Ia bagai permata keindahan Sentuhlah hatinya dengan kelembutan Ia sehalus sutera di awan Jagalah hatinya dengan kesabaran Tegurlah bila ia hilang arah Namun janganlah lukai batin dan paras wajah lagu ini kembali mengingatkan percikan semangat menjadi pria iya, seorang pria soleh yang mencintai istrinya dengan tuntunan yang sesuai ajaran kanjeng nabi di masanya. Sepersekian detik saya teringat kepada orang jawa dan bagian timurnya Segunung kepingan dinar Tak bisa mengalahkan kilauan wajahnya yang bersinar Ba

Ilmu kemenangan seseorang

  Ini agak serius dikit sepertinya. Sepanjang hampir seperempat abad didunia ini, saya sangat mensyukuri kehadiran beberapa orang. Eh tidak, kehadiran banyak orang yang saya sangat mensyukuri atas hadirnya. Mereka semua yang telah berjasa sepanjang hidup saya, entah itu siapa saja tidak bisa saya sebutkan semuanya. Terimakasih kepada semuanya, mungkin ini juga salah satu alasan saya mau diturunkan di dunia. Orang seperti saya ini mana mungkin bisa melupakan kebaikan mereka semua. Yaa meski nantinya jatah pertemanan itu akan ada jeda karena itu sebagian fitrah dariNYA. Tapi percayalah aku tidak melupakan kalian dan memori didalamnya. Aduuhh. Maafkan saya yang kerap berpura pura acuh kepada teman lama karena jiwa saya juga masih terbelenggu dengan 9 hawa kedirian

Memoar Yang Mengunci Ingatan

Entah sudah berapa lama hobi seperti ini tidak terjadi lagi. Berbincang dengan pemilik angkringan yang sekedar menanyakan berapa laba dalam sehari, asal tempat bapak dan bagaimana perjalanan sampai disini, atau juga sekedar menanyai muat apa kepada supir truk yang sedang singgah disini. Yang lucunya sampai akhir saya tidak pernah mengetahui nama mereka itu sendiri, hanya bermodalkan kata "pakde" untuk menyambung percakapan kami.    3 taun lalu hal semacam ini terjadi sepanjang jalan sleman hingga boyolali, 2 tahun lalu terjadi sepanjang ngaliyan pasar jati sari hingga lopait sebelum salatiga asri, dan taun ini sepanjang surakarta hingga tengaran sampai samping pondok tempat saya........, satu bulan lagi entah rute mana yang akan membawa saya untuk hobi lama ini kembali  Kadang juga kelucuan pernah terbenak dalam batin ini, apa yang tidak saya fikirkan selama ini malah bisa terjadi. Yaa siapa sangka orang seperti saya ini bisa berbincang dengan ( NASIR ABBAS ) [ coba kalian ca

Jogja dan sepenggal kisah didalamnya

lucunya, meski kami selalu menggaungkan demoralisasi, jogja tetaplah jogja. Akan ada seribu satu cerita ketika engkau pernah singgah di kota itu agak lama. Entah penjual angkringan yang mirip serizawa, pola kehidupan ringroad utara dan klitihnya, atau kalimat bapak bapak nasi padang yang suka berkata "dong pora". Jua perasaan ketika melamun di altara serta perasaan berbunga ketika menunggu takjil di mesjid jogokariyan sembari menunggu pidato dari "ning atika". Pun cerita disetiap kampusnya, ugm dengan apartemen dan pelanginya, uin suka dengan kos LV nya, UMY dan UII dengan nganunya Aish sepertinya aku merindukan suasana disana

Tidak semua hal harus kau ketahui, beberapa biarlah menjadi misteri

     Layaknya seekor merpati, dia takkan pernah menyangka bagaimana esok hari akan mendapat makan dan minum untuknya.  Sama halnya manusia, kadang kala memang tak perlu memikirkan ingin memenuhi kebutuhan hidupnya dengan apa. Namun akal fikiran kadang berbeda dengan yang semestinya.  Perasaan ragu dan kecemasan akan selalu muncul secara bersamaan, pun juga sebuah "melancholy" akan menjadi bayang-bayang.      Padahal tanpa sadar kita ini sebenarnya juga makhluk tuhan, makhluk yang diciptakan dengan kesempurnaan.  Lalu, perihal kecemasan. Tinggal manusia itu sendiri yang akan menafsirkan.  Sebuah kezuhudan dan kepercayaan akan kinasih tuhan, dalam suatu "retorika" dangkal juga akan menyebabkan "kelaliman"  Karena benang merah berserah dan pasrah itu juga sangat sulit dijabarkan.      Khususnya untuk lelaki yang sudah seperempat perjalanan.  Dan untuk malam ini, sebuah kenikmatan kekurangan berhasil menggali memori (kemunafikan) masa lalu yang telah lama hila

DE LA TIRANIA A LA LIBERTAD

​ Ada beberapa, yang selamanya tidak bisa dicampuri pikiran dan logika manusia. Tak jarang juga kita menerobos itu semua, pun dengan dalih kebaikan sebagai dasarnya. Akan tetapi pasti akan ada titik balik kesalahannya. (Ah mungkin juga bukan sebuah kesalahan mutlak, mungkin juga semacam sedikit tersesat ketika mencari jalan masa depan). Dan terakhirnya, kemudian baru tersadar bahwa setiap perbutan itu harus didasarkan dengan campur tangan tuhan

Dharma kepada sang pencipta

sebuah roman ​ Bisa saja, ketika kita terkena sebuah bencana itu merupakan karunia dari yang maha esa Bisa saja, ketika kita melihat seseorang terkena bencana, itu merupakan ujian untuk kita apakah mampu atau tidak membantu antar sesama Bisa saja, rezeki materi yang diterima oleh kita, itu merupakan cobaan apakah kita bisa tidak "berbangga" akan semuanya  Bisa saja, orang dipandang hina nanti malah akan segera "terselamatkan" jika waktunya tiba Namun sebaliknya, orang yang dipandang terhormat dan paham agama, juga bisa saja akan mendapatkan balasan yang tak ia duga karena "kelalimannya"

Fatwa Hati

Sebelum tiba waktu senja  ( senja adalah menuju kegelapan, seperti manusia yang lahir dalam kegelapan )  Kugenggam tanganmu dan bertanya apakah bisa kau membawa cinta yang kau bawa selamanya  ( tentang kita tentang cinta tentang janji yang kau bawa. Dan janji yang kau bawa ini kurikulum yang disetujui adalah ketika masih bentuk "jabang bayimu" dengan tuhan dan 77 pengulangan ) Ada orang yang lahir untuk menjadi beban orang tuanya, this is very important. Namun kadang kadang tak masalah pada gelaran kecil ditertawakan tapi pada pagelaran besar dia menyediakan diri untuk memberi kesempatan pada orang tuanya untuk mengekspresikan cinta sepenuhnya kepada si anaknya Jadi kalau anda membawa standar kesuksesan secara bersama itu, akan ada banyak yang kecewa "Sabrang MDP"

Alea iecta est

​ Yang ekstrinsik, memandang agama untuk sesuatu yang dimanfaatkan  namun bukan untuk kehidupan dan segala banalitas dalam iman Yang intrinsik lebih kedalam, agama menjadi dogma pemandu kehidupan menghujam dalam aras manusia manusiawi  mencoba bertarung hidup dan mati melawan kelaliman diri sendiri.  Kau akan tumbuh jadi sekuntum bunga, bunga yang aneh.  Setengah orang akan mencintai harummu setengahnya lagi membeci yang ada pada dirimu  

Perihal rindu

Sebuah Roman ​ Kemudian mau kau apakan tentang rindu ini ? Disimpan dalam almari lagi ? Atau dilipatan dalam makanan yang kau buatkan padaku setiap pagi dan sore hari ? Apa mungkin dalam setiap pesan yang engkau dulu anggap sebagai gurauan ? Ah sudahlah, memang semua telah hilang. Kita juga tidak bisa "menafikan", namun apa yang sudah berjalan akan selalu dikenang dalam ingatan. Sama halnya perpindahan angin muson yang saling berkebalikan, begitu pula daun yang jatuh berguguran akan terus melakukan pergantian. Dan engkau, kini telah menemukan kembali sesuatu yang hilang. Dari temanmu, inisial "z" di wilayah semenanjung timur laut sana

sabbe satta bhavantu sukhitatta

​ Triratna (_sanskrit_) || tiga permata, tidak bisa diukur, agung, mulia. Kepada buddha, dhamma, sangha. Tiga teratai wujud perlindungan dalam Theravada dan Mahayana . ( mungkin kalo di punyamu semacam wujud berlindung dengan sanad dari Allah,Rosul, dan para Aulianya mas [ kata bu dosen pitaloka tercinta ] ) atau kalau di majapahit era thribuwana, serupa dengan sang hyang widi, nara, jagad dan lainnya. Atau kalau di tarik lagi di masa hindu rakai pikatan dengan wangsa isyana-nya, seperti brahma wisnu siwa.n

Korban pengoplosan martabat

Alih alih ingin menggapai kualitas pendidikan yang baik dengan harga terjangkau, para pelaku di dunia pendidikan kita lebih sibuk dan berpeluh menaikkan ongkos daripada menaikan kualitas pendidikan  Walhasil, watak yang dihadilkan dalam dinding-dinding kelas sekolah tak lebih dari watak manusia-manusia lama yang masih berada di alam agraris dan feodal Sebuah watak yang hanya ingin menjadi pegawai negeri, amtenar, dan merumitkan berokrasi Harusnya kita ini adalah tuan diatas tanah kita sendir Dengan iming-iming jaminan kepastian hidup untuk masa depan Sebenarnya sistem dan pengaruh perkembangan pengetahuan apa yang menyebabkan psikologi uang untuk segalanya  Bagaimana angan angan bangsa, seorang yang memiliki jiwa berdikari, mampu merintis sebuah kerja mandiri dan tak harus menjadi budak atau kuli di negeri sendiri Paling tidak, menjadi pelamar pekerjaan yang menenteng ijazah kesana kesini dan mengantri panjang guna mengambil secarcik formulir kuning depnaker ketika bursa kerja dibuka.

Cerita tentang samudera kezuhudan

Mana mungkin bulbul tak terbang pulang Merobek seribu tirai penghalang Manakala diseru sang kekasih : irji'i Pulanglah kedalam dekapan-ku duhai dikau Yang ketika aku dirundung duka nestapa Engkau adalah pelipur jiwaku Duhai dikau yang ketika aku dihimpit paitnya kepapaan  adalah engkau perbendaharaan ruhku Duhai engkau yang ketika aku ditelikung kegelapan  adalah engkau cahaya akalku Kemarin telah lewat Dan harapan adalah kegaiban Engkau kini sudah disana Dan aku takkan lagi mendengar kicau merdu bulbul Bercerita pengembaraan dan keterasingan ​

Pesta Kerakyatan Di Negaraku

​ Betapa ini harusnya merupakan sebuah pesta kerakyatan yang di nanti setiap masa demi sebuah kejayaan bersama Betapa ini merupakan sebuah ajang untuk menerapkan demokrasi di negeri yang kami cinta Betapa pemilihan kursi dewan itu harusnya kita nanti untuk sebuah serapan aspirasi bersama Tapi sayang,  Betapa kami selalu dimanipulasi di saat saat seperti ini Betapa kami ini mayoritas yang sebagian kehilangan integrasi Betapa kami kebingungan untuk menentukan pilihan sesuai hati nurani kami Betapa sabtu 20 januari di GBK nanti juga akan ada yang menyisipi untuk kepentingan dinasti  Betapa biaya panjer 2 T dan sebuah rubicon itu juga sanggup mencukupi rakyat DIY kami  Betapa 250 M juga sanggup menghidupi rakyat kediri ( untung beliau tidak menyanggupi )  ta'dzim dari kami  Betapa kisaran 7 hari sebelum pesta nanti berjuta juta sembako akan disebarkan diseluruh negeri ( kalau jadi ) Ini saya tulis, 50 tahun sejak kericuhan malari