Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Sebuah Puisi

matehatika

 kepada perempuan yang dianugerahi keindahan jiwa dan ragamu memanglah kebenaran hanya bisa disentuh dengan kesucian kecantikanmu bukan pada paras namun dia terpancar bagai serunai sinar ditengah kehampaan bunga-bunga di tanah lapang adalah cinta kasih semesta kehidupan dan engkau anak manusia adalah bunga-bunga dari kasih dan sayang pahamlah aku bila rasa sayang tidak di-baru-kan maka akan berakhir menjadi perbudakan cinta, bagai sebuah kematian. beberapa orang dianggap menakutkan namun beberapa lainnya menantikan layaknya menunggumu hingga waktu temaram meski tahu gelap gulita akan menggantikan apakah itu sebuah kesalahan ? kau tahu (yang), dalam beberapa persoalan tidak bisa di setarakan seperti matematika dalam pelajaran setiap pertanyaan akan selalu ada kunci jawaban namun dalam kehidupan beberapa persoalan tidak akan muncul sebuah jawaban untuk kelanjutan, biarlah kita mengarungi samudera rubiyat tuhan. (hutan pinus, hujan, dan kemeja hitam)

Semenjana

 Kita hanya sebatas cinta yang tak pernah tersampaikan. Tertutup tabir-tabir dalam pertanyaan Lalu luruh,  lalu termangu,  atau ragu. Memuai dan terlupakan atas masa-masa itu. Serupa jejak langkah, akan hilang seiring hadirnya ombak-ombak di pantai itu Adakah kita hanya sebatas belajar menyimpan dendam dan rindu Lalu membisikkan salam, Lewat konstelasi-konstelasi dalam ingatan Atau sekedar kecupan diantara lautan awan Biarlah rindu menjadi senandung untuk bromocorah masyarakat pedesaan Yang teduh, Lagi melelapkan, kemudian terlupakan. barangkali waktu akan terulang, sepertinya lebih baik berteman

pelukis dendam

 Kita hanya berbeda perihal seni dalam mencinta, nona. Engkau dengan kuas dan kanvasmu Aku dengan pena dan buku pemberianmu Terkadang engkau melukis wajahku Sedang aku lebih sering menulis cerita tentangmu Setiap pagi engkau merangkai sebuah lukisan baru Setiap petang aku berlatih menyesuaikan diksiku Entah mana yang akan sampai dipenghujung dahulu Adakah aku dengan segala tulisan mengenaimu Atau engkau dengan lukisan wajah baru. Adakah aku yang tak sanggup membersihkan kembali cerita-cerita itu Atau engkau yang memaksa untuk membuka lembaran baru Hingga ketika sang pemilik waktu tiba merubah cerita itu Aku tak lagi dengan pena dan buku-buku darimu Kau tak lagi dengan kuas dan kanvas pemberianku Yang perlu kau tau, beberapa orang akan selalu membekas didalam hatimu.  Meski sudah memiliki yang baru.

klausa di bulan juli

Kemudian mau kau apakan tentang rindu ini ? apakah disimpan dalam almari lagi ? Atau dilipatan dalam makanan yang kau buatkan padaku setiap pagi dan sore hari ? Apa mungkin dalam setiap pesan yang engkau dulu anggap sebagai gurauan atau seni ? Ah sudahlah, memang semua telah hilang. Kita juga tidak bisa "menafikan" perkataan itu setiap hari  namun apa yang sudah berjalan akan selalu dikenang dalam ingatan dan hati. Sama halnya perpindahan angin muson yang saling berkebalikan begitu pula daun yang jatuh berguguran akan terus melakukan pergantian. Dan engkau, kini telah menemukan kembali sesuatu yang hilang dari ingatan.

Sakramen manusia dan tuhan

  hari ini engkau akan melepaskan satu siklus hidupmu dan akan berganti ke siklus yang baru. Sebentar lagi engkau akan melakukan perjanjian dengan tuhanmu.   ingatlah selalu, jangan kau sakiti hatinya dan jangan kau sia siakan hidupmu. Ijab qobulmu nanti itu, adalah pembuka gerbang baru,  segala sesuatu yang dosa akan dibukakan pintunya menjadi pahala terbesar selama hidup engkau di alam dunia.  Itulah yang dinamakan penyempurna iman dalam syariatNYA  Semoga engkau dikarunai ridhonya.  Fadhol dari tuhan telah datang menantimu, semoga engkau dapat memikul tanggung jawabmu.  Dan seperangkat alat sholat itu harus kau tegakkan selama hidupmu.

Yang hilang dari symphoni hitam

 Sebuah Roman Suatu malam yang redup
kau dan bintang tergantung di atas langit hitam tampak terang namun terlalu jauh untuk dapat digenggam aku berjalan sembari hanya dapat memandang seraya bergumam, lagu kau dan aku
dalam kenanganmu itu
melewati bukit ketika temaram Duduk berhadapan lalu memegang rambutmu
serta iringan lagu yang mendayu-dayu akhirnya hari biasa yang kita nantikan telah tiba, tapi apakah kau ingat itu ? pukul 2 dini hari dan aku harus menurunkanmu dari kendaraan yang kita naiki  lalu di hari berikutnya sengaja aku tidak pulang karena ingin melihat wajahmu lagi Sebentar saja, di kedua tanganku ini
hanya ada waktu yang begitu singkat
untuk memandangi ataukah kau ingat kelopak-kelopak bunga bermekaran saat musim ini Kita berjalan berdampingan sambil mencocokkan langkah kita yang begitu beda karena terperangah kabut dan pinus yang rimbun saat musim semi Apakah kau merindukan musim itu, kekasih gelapku ? Apakah kau mendengarnya ?
Apakah kau begitu merindukanku ? atau hanya

Yang Teringat Dalam Hippocampus Otak Bagian Kiri

  sebuah roman saat menulis ini, jam sudah berdentang selama empat kali dan hujan tak lagi datang tentang aku yang punya banyak pengalaman namun selalu terkejut ketika melihat kebenaran diputarbalikkan. tentang kebijakan yang memperoleh imbalan. sungguh ! seakan kebajikan adalah sebuah komoditas perdagangan karena itulah aku tidak akan berlarut dalam banalitas keimanan lalu apalah pengertian tentang cinta ? cinta antara dua insan. apakah kau akan melayang dengan kasihmu kesetiap penjuru dunia yang tak berujung atau kau akan terbuai dengan pesakitan yang kau timbulkan karena sebuah kenangan yang dijunjung ketahuilah bahwa cinta semacam itu adalah omong kosong kalau kata pram tapi apakah begitu pengertian kasih sayang yang hanya saya ketahui ? betapa naas. tidak, betapa sedihnya kesimpulan yang saya pahami setelah kau berhasil meraih apa yang kau ingini karena Renjana yang diberikan oleh kekasih yang tak kau anggap hingga kini  sejujurnya, aku hanya ingin mengulang masa-masa ini kembali

Renjana

  sebuah roman kau adalah sebuah pulau yang terpisah karena luka batinmu yang mengangah terasingkan dalam kebahagiaan yang telah menyerah dijauhkan dari perasaan iba hati dan bersembunyi dibalik tirai-tirai ilahi  memoar lama seakan kembali menghantui sejenak di pagi hari, pernahkah engkau tertegun karena teringat masa-masa yang tlah kau lalui tentang masa dimana engkau menjadi pemeran utama dalam sebuah opera tentang pergumulan yang engkau inginkan sebelum keterasingan mendera atau sekedar teringat cerita cinta tentang anak remaja dengan gadis desa yang menaungi kidung kasih, punahkah sekarang rasa hilang dalam hati kita ? atau sekedar mengutuk perasaan karena yang diinginkan telah hilang dan sulit untuk dikembalikan  atau mengingat perjanjian yang pernah kita tuturkan. agaknya, tentang dia jangan pernah terlupakan biarlah selebrum dari otak bagian kiri selalu mengingat peristiwa yang melelahkan

Kidung Untuk Kekasih

 Sebuah Roman kepada pemeluk teguh, tuhanku dalam keadaan termangu aku senantiasa mengingat ciptaanmu seorang hawa yang senantiasa menengadahkan tangan kepadamu dengan suka tanpa duka ia selalu meminta apapun kepadamu ohh tuhanku, ia dengan kelembutan dalam jiwanya seperti rimbaraya di pagi hari yang menyingsingkan sinarnya tanah becek, duri beracun, dan kegelapan sirna seiring dengan hadirnya namun ternyata itu adalah kenangan untuk terakhir kalinya gaun putih kecoklatan yang engkau kenakan akan selalu kukenang hingga enam masa  tatapan mata yang menyorot bagai bintang yang penuh kasih sayang akan selalu ada tempat dalam relung hati yang terdalam betapa berat, wahai betapa bosan hati ini untuk terus berjauhan membenar-benarkan kata dalam sebuah pesan hanya untuk mengakhiri sebuah obrolan kunyalakan jiwa hingga ngungun, sunyi riuh rendah, hari berganti malam tanpa sebuah istirah wahai tuhan yang menangui kidung ini, sudikah engkau mendekatkan sanubari kami kembali atau mungkin sudah wa

PUTIH

yang ditinggal menjadi katalis disetiap kamis, manis.  Membuka jalan menuju tuhan saat yang telah mati pulang ke kampung halaman. dengan ratapan ke arah anak cucu melalui asas persaudaraan.  Tentang tiga amalan yang tidak akan putus hingga akhir zaman. Melihat anak cucu membuka ayat suci lembar demi lembar, sumpah serapah tak jadi terlontar.  Lalu ia kembali dan merobek tirai penghalang menuju tuhan,  dengan senyum yang tanpa penyesalan  dan air mata yang bercucuran karena mendapat setetes rahmat dari tuhan 

Sendiri Dan Keterasingan

Sebuah Roman kau sendiri adalah sebuah pulau yang terpisahkan  terasingkan dalam kebahagiaannya sendiri dan dijauhkan oleh perasaan iba hati  sekaligus disembunyikan dari balik rahasia dan misteri. Namun pada pengamatan seksama  aku melihat dirimu yang terpencil berdiri di samping mahkotamu, menderita di dalam keterasingan dan gemetar di dalam sepi. Aku melihat diri itu mengulurkan kedua lengannya seakan-akan memohon dari hantu tak kasat mata.  Aku melihatnya mengintip dari balik bahu orang-orang pada cakrawala yang jauh sana  dengan tatapan kosong dari segala sesuatu kecuali kesendirian dan keterasingan. kesendirian dan keterasingan ini,  aku akan, mendengar suaramu dalam kematian !  berpikir bahwa akulah yang sedang bercerita ini; tetapi begitu kulihat wajahmu,  kusadari bahwa bayangangku sendirilah yang sedang kulihat pada cermin malam itu. bahwa, akulah lelaki dengan jiwa bocah itu

Banalitas faham keimanan

Sebuah Roman Hanya pada kebanalan yang aku tenun Malapetaka yang terus bersifat rukun Tak ada rehat dari pagi sampai malam Walau jiwa bersenandung irama yang menghitam Tidak stakato pada pergerakan mesin I'm in my bag like it's lunch time gunning for you one by one

Sang Pencipta Nidah Kirani

sebuah roman Tentang bagaimana tidak pernah berkata tidak kepada istri tentang bagaimana seorang imam mempertanggung jawabkan kepemimpinannya kepada sang pencipta atas kekasih ini Tentang bagaimana semua dosa berubah menjadi pahala setelah peristiwa akad yang disaksikan malaikat di langit dunia  Tentang betapa sucinya bahtera rumah tangganya.  Tentang bagaimana penerapan konsep hukum keluarga islam terhadap kerukunannya Lemah lembutlah kepadanya, namun jangan terlalu memanjakannya.  Ia bagai permata keindahan Sentuhlah hatinya dengan kelembutan Ia sehalus sutera di awan Jagalah hatinya dengan kesabaran Tegurlah bila ia hilang arah Namun janganlah lukai batin dan paras wajah lagu ini kembali mengingatkan percikan semangat menjadi pria iya, seorang pria soleh yang mencintai istrinya dengan tuntunan yang sesuai ajaran kanjeng nabi di masanya. Sepersekian detik saya teringat kepada orang jawa dan bagian timurnya Segunung kepingan dinar Tak bisa mengalahkan kilauan wajahnya yang bersinar Ba

Perihal rindu

Sebuah Roman ​ Kemudian mau kau apakan tentang rindu ini ? Disimpan dalam almari lagi ? Atau dilipatan dalam makanan yang kau buatkan padaku setiap pagi dan sore hari ? Apa mungkin dalam setiap pesan yang engkau dulu anggap sebagai gurauan ? Ah sudahlah, memang semua telah hilang. Kita juga tidak bisa "menafikan", namun apa yang sudah berjalan akan selalu dikenang dalam ingatan. Sama halnya perpindahan angin muson yang saling berkebalikan, begitu pula daun yang jatuh berguguran akan terus melakukan pergantian. Dan engkau, kini telah menemukan kembali sesuatu yang hilang. Dari temanmu, inisial "z" di wilayah semenanjung timur laut sana

Cerita tentang samudera kezuhudan

Mana mungkin bulbul tak terbang pulang Merobek seribu tirai penghalang Manakala diseru sang kekasih : irji'i Pulanglah kedalam dekapan-ku duhai dikau Yang ketika aku dirundung duka nestapa Engkau adalah pelipur jiwaku Duhai dikau yang ketika aku dihimpit paitnya kepapaan  adalah engkau perbendaharaan ruhku Duhai engkau yang ketika aku ditelikung kegelapan  adalah engkau cahaya akalku Kemarin telah lewat Dan harapan adalah kegaiban Engkau kini sudah disana Dan aku takkan lagi mendengar kicau merdu bulbul Bercerita pengembaraan dan keterasingan ​