Sebuah Roman
kepada pemeluk teguh, tuhanku
dalam keadaan termangu aku senantiasa mengingat ciptaanmu
seorang hawa yang senantiasa menengadahkan tangan kepadamu
dengan suka tanpa duka ia selalu meminta apapun kepadamu
ohh tuhanku,
ia dengan kelembutan dalam jiwanya
seperti rimbaraya di pagi hari yang menyingsingkan sinarnya
tanah becek, duri beracun, dan kegelapan sirna seiring dengan hadirnya
namun ternyata itu adalah kenangan untuk terakhir kalinya
gaun putih kecoklatan yang engkau kenakan akan selalu kukenang hingga enam masa
tatapan mata yang menyorot bagai bintang yang penuh kasih sayang akan selalu ada tempat dalam relung hati yang terdalam
betapa berat, wahai betapa bosan hati ini untuk terus berjauhan
membenar-benarkan kata dalam sebuah pesan hanya untuk mengakhiri sebuah obrolan
kunyalakan jiwa hingga ngungun, sunyi riuh rendah, hari berganti malam tanpa sebuah istirah
wahai tuhan yang menangui kidung ini, sudikah engkau mendekatkan sanubari kami kembali
atau mungkin sudah waktunya untuk berdiri mencari jawaban kegelisahan hati
kita terlalu berbeda dalam segalanya, kecuali tata cara untuk mencintai
wahai kekasih hati, tungku apimu akan selalu abadi
terimakasih
BalasHapus