Langsung ke konten utama

Kita Hanya Berbeda Jalan Memilih Dosa

 

Semuanya, akan berakhir ketika ruh mencapai pangkal krongkongan kita.

- [ ] Segala upaya, yang kita pinta, yang kita selalu berusaha menggapainya, yang kita upayakan dengan segala cara.

- [ ] Pada akhirnya akan tetap sama, kita akan berlanjut ke perjalanan dan pengadilan selanjutnya.

- [ ] Entah baik atau buruk yang dibawa, harusnya kita berbaik sangka dan berupaya mendapat ridhonya.

- [ ] Tapi kenapa semua itu bisa terlupa oleh kehidupan di dunia, bukankah tujuannya hanya liang lahat semata

- [ ] Suatu waktu aku pernah dialog dengan saya, "diksi" tentang sekarang dia sudah tidak sakit lagi untuk orang yang meninggal dimana sebelumnya dia telah diberikan rasa penyakit selama didunia

- [ ] Suatu kata itu, dalam batin saya berkata, "iya kalau memang perilaku baik yang dominan dibawanya, bagaimana kalau sebaliknya"

- [ ] Bukankah dia malah akan mendapat siksa yang lebih pedih lagi kalo menurut buku buku cerita ?

- [ ] Tapi sebenarnya itu merupakan kesalahan fatal yang pernah terfikir oleh manusia. ( setidaknya ini menurut saya )

- [ ] Karena seakan kita berburuk sangka dengan "yang maha esa", yang tapa sadar itu merupakan percikan percikan dosa yang malah menjadi bumerang kepada saya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kidung Untuk Kekasih

 Sebuah Roman kepada pemeluk teguh, tuhanku dalam keadaan termangu aku senantiasa mengingat ciptaanmu seorang hawa yang senantiasa menengadahkan tangan kepadamu dengan suka tanpa duka ia selalu meminta apapun kepadamu ohh tuhanku, ia dengan kelembutan dalam jiwanya seperti rimbaraya di pagi hari yang menyingsingkan sinarnya tanah becek, duri beracun, dan kegelapan sirna seiring dengan hadirnya namun ternyata itu adalah kenangan untuk terakhir kalinya gaun putih kecoklatan yang engkau kenakan akan selalu kukenang hingga enam masa  tatapan mata yang menyorot bagai bintang yang penuh kasih sayang akan selalu ada tempat dalam relung hati yang terdalam betapa berat, wahai betapa bosan hati ini untuk terus berjauhan membenar-benarkan kata dalam sebuah pesan hanya untuk mengakhiri sebuah obrolan kunyalakan jiwa hingga ngungun, sunyi riuh rendah, hari berganti malam tanpa sebuah istirah wahai tuhan yang menangui kidung ini, sudikah engkau mendekatkan sanubari kami kembali atau mungkin sudah wa

Yang cantik yang (tak) bisa (di)takluk(kan) selamanya

​ Tidak seperti cerita saya sebelumnya yang syarat dengan revolusi sejarah dan kemerdekaan bangsa, "tungku api" sosok utama di sequel ini mungkin wanita yang di idamkan setiap mahasiswa. Ia dengan kulit putihnya, tirus pipinya, merah muda gincunya, kalau tersenyum,ih manisnya. Cantik parasnya, lentik suaranya dan kelembutan hatinya  Dia juga suka binatang kucing seperti sodara saya, kalau sedang bercengkrama dengan hewannya, aduh, menenangkan sekali rasanya Dia juga penakut seperti saya, hampir setiap hari pada pukul 23.00 tepatnya, dering telfon bergema pertanda dia minta untuk ditemani hanya sekedar buang air kecil di lantai atasnya. Kadang juga pembahasanya sangat riang kedengarannya, kisah asmaranya membuat-ku ingin memiliki wanita seperti ia. Bersih bersih adalah hobinya namun aku tak yakin ia bisa membuat "sambal tumpang seperti ibuku dan mbah kedah rasanya" Sepertinya ia dilahirkan dari keluarga yang taat beragama, sayang aku belum berkenalan dengan bapaknya.

Renjana

  sebuah roman kau adalah sebuah pulau yang terpisah karena luka batinmu yang mengangah terasingkan dalam kebahagiaan yang telah menyerah dijauhkan dari perasaan iba hati dan bersembunyi dibalik tirai-tirai ilahi  memoar lama seakan kembali menghantui sejenak di pagi hari, pernahkah engkau tertegun karena teringat masa-masa yang tlah kau lalui tentang masa dimana engkau menjadi pemeran utama dalam sebuah opera tentang pergumulan yang engkau inginkan sebelum keterasingan mendera atau sekedar teringat cerita cinta tentang anak remaja dengan gadis desa yang menaungi kidung kasih, punahkah sekarang rasa hilang dalam hati kita ? atau sekedar mengutuk perasaan karena yang diinginkan telah hilang dan sulit untuk dikembalikan  atau mengingat perjanjian yang pernah kita tuturkan. agaknya, tentang dia jangan pernah terlupakan biarlah selebrum dari otak bagian kiri selalu mengingat peristiwa yang melelahkan