Langsung ke konten utama

Memoar Yang Mengunci Ingatan





Entah sudah berapa lama hobi seperti ini tidak terjadi lagi. Berbincang dengan pemilik angkringan yang sekedar menanyakan berapa laba dalam sehari, asal tempat bapak dan bagaimana perjalanan sampai disini, atau juga sekedar menanyai muat apa kepada supir truk yang sedang singgah disini. Yang lucunya sampai akhir saya tidak pernah mengetahui nama mereka itu sendiri, hanya bermodalkan kata "pakde" untuk menyambung percakapan kami.  3 taun lalu hal semacam ini terjadi sepanjang jalan sleman hingga boyolali, 2 tahun lalu terjadi sepanjang ngaliyan pasar jati sari hingga lopait sebelum salatiga asri, dan taun ini sepanjang surakarta hingga tengaran sampai samping pondok tempat saya........, satu bulan lagi entah rute mana yang akan membawa saya untuk hobi lama ini kembali 

Kadang juga kelucuan pernah terbenak dalam batin ini, apa yang tidak saya fikirkan selama ini malah bisa terjadi. Yaa siapa sangka orang seperti saya ini bisa berbincang dengan ( NASIR ABBAS ) [ coba kalian cari biografinya sendiri, dan maaf, hanya bermaksud untuk berbagi tanpa ada tendesi riya' sama sekali di hati. Hanya ingin bercerita bahwa takdir sang illahi itu selalu unik untuk kita syukuri ( ini bukan tendensi ke aliman saya pribadi karena saya juga manusia pendosa pada umumnya yang masih sering subuhan setengah 7 pagi ) ]. Juga orang orang lainnya yang pernah menjalin hubungan pertemanan dengan saya pribadi. Aduhh ini nanti malah tidak selesai selesai cerpen agak panjang yang saya tulis waktu dini hari sepulang dari ngopi di pansi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kidung Untuk Kekasih

 Sebuah Roman kepada pemeluk teguh, tuhanku dalam keadaan termangu aku senantiasa mengingat ciptaanmu seorang hawa yang senantiasa menengadahkan tangan kepadamu dengan suka tanpa duka ia selalu meminta apapun kepadamu ohh tuhanku, ia dengan kelembutan dalam jiwanya seperti rimbaraya di pagi hari yang menyingsingkan sinarnya tanah becek, duri beracun, dan kegelapan sirna seiring dengan hadirnya namun ternyata itu adalah kenangan untuk terakhir kalinya gaun putih kecoklatan yang engkau kenakan akan selalu kukenang hingga enam masa  tatapan mata yang menyorot bagai bintang yang penuh kasih sayang akan selalu ada tempat dalam relung hati yang terdalam betapa berat, wahai betapa bosan hati ini untuk terus berjauhan membenar-benarkan kata dalam sebuah pesan hanya untuk mengakhiri sebuah obrolan kunyalakan jiwa hingga ngungun, sunyi riuh rendah, hari berganti malam tanpa sebuah istirah wahai tuhan yang menangui kidung ini, sudikah engkau mendekatkan sanubari kami kembali atau mungkin...

Pemeluk Dosa

Sukmanya memberontak namun apadaya sang tuhan telah memerintahkan bala tentaranya Getir dalam perasaannya  sesal dalam perbuatanya tidak akan bisa menanggung 9 hawa diri semasa hidupnya Usai sudah misinya  dengan segala amal yang diperbuatnya, harusnya ia juga tau akan masuk kemana Dalam kesadaran kecil dia berkata  bahwa hanya dengan setetes rahmat-NYA  aku bisa tertolong selamanya

Yang cantik yang (tak) bisa (di)takluk(kan) selamanya

​ Tidak seperti cerita saya sebelumnya yang syarat dengan revolusi sejarah dan kemerdekaan bangsa, "tungku api" sosok utama di sequel ini mungkin wanita yang di idamkan setiap mahasiswa. Ia dengan kulit putihnya, tirus pipinya, merah muda gincunya, kalau tersenyum,ih manisnya. Cantik parasnya, lentik suaranya dan kelembutan hatinya  Dia juga suka binatang kucing seperti sodara saya, kalau sedang bercengkrama dengan hewannya, aduh, menenangkan sekali rasanya Dia juga penakut seperti saya, hampir setiap hari pada pukul 23.00 tepatnya, dering telfon bergema pertanda dia minta untuk ditemani hanya sekedar buang air kecil di lantai atasnya. Kadang juga pembahasanya sangat riang kedengarannya, kisah asmaranya membuat-ku ingin memiliki wanita seperti ia. Bersih bersih adalah hobinya namun aku tak yakin ia bisa membuat "sambal tumpang seperti ibuku dan mbah kedah rasanya" Sepertinya ia dilahirkan dari keluarga yang taat beragama, sayang aku belum berkenalan dengan bapaknya....