Langsung ke konten utama

Yang hilang dari symphoni hitam



 Sebuah Roman

Suatu malam yang redup
kau dan bintang tergantung di atas langit hitam

tampak terang namun terlalu jauh untuk dapat digenggam

aku berjalan sembari hanya dapat memandang

seraya bergumam, lagu kau dan aku
dalam kenanganmu itu
melewati bukit ketika temaram

Duduk berhadapan lalu memegang rambutmu
serta iringan lagu yang mendayu-dayu

akhirnya hari biasa yang kita nantikan telah tiba, tapi apakah kau ingat itu ?

pukul 2 dini hari dan aku harus menurunkanmu dari kendaraan yang kita naiki 

lalu di hari berikutnya sengaja aku tidak pulang karena ingin melihat wajahmu lagi

Sebentar saja, di kedua tanganku ini
hanya ada waktu yang begitu singkat
untuk memandangi

ataukah kau ingat kelopak-kelopak bunga bermekaran saat musim ini

Kita berjalan berdampingan sambil mencocokkan langkah kita yang begitu beda karena terperangah kabut dan pinus yang rimbun saat musim semi

Apakah kau merindukan musim itu, kekasih gelapku ?

Apakah kau mendengarnya ?
Apakah kau begitu merindukanku ? atau hanya aku yang seperti itu ?

Lagu kau dan aku ketika
melewati bukit kerinduan, Aku akan mencoba menyanyikan seperti dulu

yang hilang dari sebuah kerinduan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kidung Untuk Kekasih

 Sebuah Roman kepada pemeluk teguh, tuhanku dalam keadaan termangu aku senantiasa mengingat ciptaanmu seorang hawa yang senantiasa menengadahkan tangan kepadamu dengan suka tanpa duka ia selalu meminta apapun kepadamu ohh tuhanku, ia dengan kelembutan dalam jiwanya seperti rimbaraya di pagi hari yang menyingsingkan sinarnya tanah becek, duri beracun, dan kegelapan sirna seiring dengan hadirnya namun ternyata itu adalah kenangan untuk terakhir kalinya gaun putih kecoklatan yang engkau kenakan akan selalu kukenang hingga enam masa  tatapan mata yang menyorot bagai bintang yang penuh kasih sayang akan selalu ada tempat dalam relung hati yang terdalam betapa berat, wahai betapa bosan hati ini untuk terus berjauhan membenar-benarkan kata dalam sebuah pesan hanya untuk mengakhiri sebuah obrolan kunyalakan jiwa hingga ngungun, sunyi riuh rendah, hari berganti malam tanpa sebuah istirah wahai tuhan yang menangui kidung ini, sudikah engkau mendekatkan sanubari kami kembali atau mungkin...

Pemeluk Dosa

Sukmanya memberontak namun apadaya sang tuhan telah memerintahkan bala tentaranya Getir dalam perasaannya  sesal dalam perbuatanya tidak akan bisa menanggung 9 hawa diri semasa hidupnya Usai sudah misinya  dengan segala amal yang diperbuatnya, harusnya ia juga tau akan masuk kemana Dalam kesadaran kecil dia berkata  bahwa hanya dengan setetes rahmat-NYA  aku bisa tertolong selamanya

Yang cantik yang (tak) bisa (di)takluk(kan) selamanya

​ Tidak seperti cerita saya sebelumnya yang syarat dengan revolusi sejarah dan kemerdekaan bangsa, "tungku api" sosok utama di sequel ini mungkin wanita yang di idamkan setiap mahasiswa. Ia dengan kulit putihnya, tirus pipinya, merah muda gincunya, kalau tersenyum,ih manisnya. Cantik parasnya, lentik suaranya dan kelembutan hatinya  Dia juga suka binatang kucing seperti sodara saya, kalau sedang bercengkrama dengan hewannya, aduh, menenangkan sekali rasanya Dia juga penakut seperti saya, hampir setiap hari pada pukul 23.00 tepatnya, dering telfon bergema pertanda dia minta untuk ditemani hanya sekedar buang air kecil di lantai atasnya. Kadang juga pembahasanya sangat riang kedengarannya, kisah asmaranya membuat-ku ingin memiliki wanita seperti ia. Bersih bersih adalah hobinya namun aku tak yakin ia bisa membuat "sambal tumpang seperti ibuku dan mbah kedah rasanya" Sepertinya ia dilahirkan dari keluarga yang taat beragama, sayang aku belum berkenalan dengan bapaknya....