Layaknya seekor merpati, dia takkan pernah menyangka bagaimana esok hari akan mendapat makan dan minum untuknya. Sama halnya manusia, kadang kala memang tak perlu memikirkan ingin memenuhi kebutuhan hidupnya dengan apa. Namun akal fikiran kadang berbeda dengan yang semestinya. Perasaan ragu dan kecemasan akan selalu muncul secara bersamaan, pun juga sebuah "melancholy" akan menjadi bayang-bayang.
Padahal tanpa sadar kita ini sebenarnya juga makhluk tuhan, makhluk yang diciptakan dengan kesempurnaan. Lalu, perihal kecemasan. Tinggal manusia itu sendiri yang akan menafsirkan. Sebuah kezuhudan dan kepercayaan akan kinasih tuhan, dalam suatu "retorika" dangkal juga akan menyebabkan "kelaliman" Karena benang merah berserah dan pasrah itu juga sangat sulit dijabarkan.
Khususnya untuk lelaki yang sudah seperempat perjalanan. Dan untuk malam ini, sebuah kenikmatan kekurangan berhasil menggali memori (kemunafikan) masa lalu yang telah lama hilang Terimakasih Tuhan.
Komentar
Posting Komentar