Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Sebagian Aku

Memoar Yang Mengunci Ingatan

Entah sudah berapa lama hobi seperti ini tidak terjadi lagi. Berbincang dengan pemilik angkringan yang sekedar menanyakan berapa laba dalam sehari, asal tempat bapak dan bagaimana perjalanan sampai disini, atau juga sekedar menanyai muat apa kepada supir truk yang sedang singgah disini. Yang lucunya sampai akhir saya tidak pernah mengetahui nama mereka itu sendiri, hanya bermodalkan kata "pakde" untuk menyambung percakapan kami.    3 taun lalu hal semacam ini terjadi sepanjang jalan sleman hingga boyolali, 2 tahun lalu terjadi sepanjang ngaliyan pasar jati sari hingga lopait sebelum salatiga asri, dan taun ini sepanjang surakarta hingga tengaran sampai samping pondok tempat saya........, satu bulan lagi entah rute mana yang akan membawa saya untuk hobi lama ini kembali  Kadang juga kelucuan pernah terbenak dalam batin ini, apa yang tidak saya fikirkan selama ini malah bisa terjadi. Yaa siapa sangka orang seperti saya ini bisa berbincang dengan ( NASIR ABBAS ) [ coba kalian ca

Jogja dan sepenggal kisah didalamnya

lucunya, meski kami selalu menggaungkan demoralisasi, jogja tetaplah jogja. Akan ada seribu satu cerita ketika engkau pernah singgah di kota itu agak lama. Entah penjual angkringan yang mirip serizawa, pola kehidupan ringroad utara dan klitihnya, atau kalimat bapak bapak nasi padang yang suka berkata "dong pora". Jua perasaan ketika melamun di altara serta perasaan berbunga ketika menunggu takjil di mesjid jogokariyan sembari menunggu pidato dari "ning atika". Pun cerita disetiap kampusnya, ugm dengan apartemen dan pelanginya, uin suka dengan kos LV nya, UMY dan UII dengan nganunya Aish sepertinya aku merindukan suasana disana

Yang cantik yang (tak) bisa (di)takluk(kan) selamanya

​ Tidak seperti cerita saya sebelumnya yang syarat dengan revolusi sejarah dan kemerdekaan bangsa, "tungku api" sosok utama di sequel ini mungkin wanita yang di idamkan setiap mahasiswa. Ia dengan kulit putihnya, tirus pipinya, merah muda gincunya, kalau tersenyum,ih manisnya. Cantik parasnya, lentik suaranya dan kelembutan hatinya  Dia juga suka binatang kucing seperti sodara saya, kalau sedang bercengkrama dengan hewannya, aduh, menenangkan sekali rasanya Dia juga penakut seperti saya, hampir setiap hari pada pukul 23.00 tepatnya, dering telfon bergema pertanda dia minta untuk ditemani hanya sekedar buang air kecil di lantai atasnya. Kadang juga pembahasanya sangat riang kedengarannya, kisah asmaranya membuat-ku ingin memiliki wanita seperti ia. Bersih bersih adalah hobinya namun aku tak yakin ia bisa membuat "sambal tumpang seperti ibuku dan mbah kedah rasanya" Sepertinya ia dilahirkan dari keluarga yang taat beragama, sayang aku belum berkenalan dengan bapaknya.

Karena aku menulis, kenanganku tak akan begitu saja hilang ditelan waktu

​ Tulisanku akan abadi, sampai jauh dikemudian hari. Umumya yang dikenang sebagai pihak yang gemilang adalah mereka para militer dan jendralnya, sedangkan selain mereka adalah para anonim yang tidak memiliki akses ke istana negara, tersingkir dan lenyap ditelan masa. Mereka itulah yang kalah dari neraca sejarah kemerdekaan indonesia. Namun orang orang seperti merekalah yang saya cari selamanya, mereka yang tidak jelas jaminan dimasa tuanya, mereka yang hanya mendapat undangan makan enak ketika tujuh belas agustus saja. Mungkin masa masa gundah gulana dalam pencarian kerja seperti saat ini tidak sepada dengan sisa hidup mereka sebagai "gelandangan di setiap kota" itulah yang menguatkan saya.

Lantai Dua Itu Adalah Tempat Favoritku

​ Mojotengah, wonosobo tahun 2014. Yaa, dulu disini tempat menimba ilmuku untuk menyelesaikan sekolah menengah pertamaku. Setelah sebelumnya aku keluar dari sekolahku yang dulu, jika mengingat masa itu mungkin bisa dikata bahwa itu merupakan masa sesalku Dan, bapakku dulu mendapat kabar buruk itu ketika sedang menjadi petugas haji di tanah haram itu. Singkatnya, rumah itu menjadi tempat penyelamatku. Aku sangat bersyukur atas kebaikan sodaraku  Aku tidak ingin memperpanjang ceritaku, biarlah sisanya terkubur bersama pikiranku 

Maafkan aku yang telah memarahimu

​ Sebenarnya, tulisan ini terjadi karena beberapa waktu lalu keponakan saya datang kesini. Pada hari sabtu pagi, ketika semua orang beraktifitas sehari hari saya baru akan tidur pagi, dan seperti biasa ponakan saya membangunkanku Singkat cerita karena kurang tidurku emosiku juga sedikit tidak terkendali Apalagi dengan dua keponakan yang umurnya sedang aktif aktifnya  Yaah singkatnya, aku meminta maaf telah memarahi kaliyan Aku tau pada dasarnya manusia tidak pernah meminta untuk dilahirkan Dan semoga aku dapat menahan kemarahan di lain hari nanti Jangan pernah membenci apa yang belum kita ketahui  Universitas sebelas maret 28 november 2023 Ingatan ini muncul ketika mendengarkan you raise me up josh groban 

Titip Rindu

Entah kenapa, perasaan ini membayangiku sejak senin lalu Tentang perasaan bersalahku kepada ayahku, Tentang aku yang kurang memperdulikan ayahku, Tentang aku yang beberapa waktu lalu memiliki perasaan jenuh dengan ayahku, Tentang sifat kedurhakaanku terhadapat ayahku, Tentang amarah, rasa benci, yang dulu pernah aku kepada ayahku sendiri. Hingga aku lupa Bahwa ayahkulah yang memberikan uang jajan setiap hari kepadaku. Bahwa bapakkulah yang senantiasa mengingatkanku untuk makan. Bahwa bapakkulah yang selalu menuruti apa saja permintaanku. Bahwa bapakku yang berusia 62 tahunlah yang mengantarkanku berobat ketika aku sakit minggu lalu. Bahwa bapakkulah yang menjadi sosok penyabar atas diriku OH   TUHANKU aku ini hambamu yang hanya ingin engkau kabulkan 1 doa saja  Keinginanku, bahwa aku ingin seluruh pahalaku diberikan kepada kedua orang tuaku, Ini bukan omong kosong tapi aku sangat rela bila harus dineraka selamanya asal kedua orang tuaku nanti langsung menuju surga dan tidak melalui sik

HARAPKU

Untuk esok hari saja tuhan, Tolong berikan jalan itu padaku, aku sadar bahwa aku ini hajya hambamu yang tidak beriman total, sholatpun masih sering aku tinggalkan. Tapi, tolong berikan kesempatan itu kepadaku. Agar orang tuaku bangga terhadapku

Yogyakarta, 10 Desember 2021

Besok tanggal 11 adalah hari interviewku, Tapi kenapa sekarang ini perasaanku tegang tak seperti yang lalu lalu. Akankah aku takut menghadapi pertanyaan esok yang riberikan kepadaku, atau mentalku turun karena banyaknya pelamar yang ikut sesi itu. Entah, akupun juga tidak tahu. Terlebih, aku ini tipikal orang yang tidak menyukai di intervensi, tidak, bahkan sekedar ditanyai tentang kesiapanku untuk hari esok pun aku tau. Maafkan aku bapak dan ibukku. Tapi itulah aku. Dan sebenarnya aku juga tidak ingin memberitahu jadwal interviewku, karena perasaan ketika ditanyai olehMu selalu membuat hatiku bergetar tak tentu, malah kepanikan yang datang melandaku. Harapku, semoga tuhan memang merencanakan bahwa esok hari adalah jalanku. Aku tidak tau lagi bilamana aku tak lolos seleksi di esok hari itu. Ini baru masuk Desember awal, tapi bagiku seperti Desember akhir. Entahlah, yang tau analogi tentang bulan ini hanya diriku

SMPIT NURUL ISLAM

Sebenarnya buat apa aku ini Sebenarnya apa pengaruh bumi terhadap kehadiranku Sebenarnya apa manfaat kehadiranku untuk orang tua dan saudara saudaraku. Sudah 8 tahun berlalu tapi kenapa kenangan itu masih mengganjal dihatiku. Iya, cerita tentang diriku dulu, dimana aku masih berusia belia dan duduk di bangku smp berbasis madrasah dikala itu. Masih teringat jelas di memoriku, aku yang dulu bersekolah di salah satu smpit, mungkin sebagian orang menyebut itu sekolahan orang kaya, sekolahan dengan siswa siswa pintarnya. Dan aku merupakan siswa didalam bagian itu. Tapi sayang itu berbeda dengan keadaanku, kala itu aku masuk di smp pada tahun ajaran ke 5. Yang mana mitos didalam sekolahan itu mengatakan bahwa angkatan ganjil adalah angkatan orang orang nakal. Tapi itu tidak terbesit sama sekali di fikiranku, karena aku datang ke tempat itu dengan keadaan lugu dan tidak tahu menahu. Bahkan rokok pun aku tidak doyan dikala itu. Waktu dikala itu terus berlalu dan aku ingin bercerita ketika aku