Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2025

muak untuk memuja

 negeri ini semakin represif para tokoh seakan pasif dunia seakan manipulaitf segala isu diracik oleh penjahat yang merangkap detektif aneh duniaku semakin engap karena ulah orang-orang yang dianggap tegap kasihan teman-teman atas kejadian-kejadian yang tak mengenakkan apakah aku harus keluar saat malam seperti kelelawar agar tidak disebut sebagai pembuat onar boro-boro berpikir romantis yang ada hanya, mereka terlalu bengis 

siluet hitam di waktu temaram

di tepian samudra sesaat sebelum petang angin berbisik lirih seolah menyebut seseorang tak jauh dari lokasi bersandar, sayup-sayup ku melihat siluet berkerudung hitam kau berdiri megah dibawah ufuk yang sebentar lagi hilang bagaikan sang rembulan yang jatuh dalam pelukan  indah, namun hanya sebatas dapat dipandang bayang-bayang yang menari diujung temaram  ingin kupeluk, namun sang rembulan mengutuk dan berlari ke arah ufuk  seperti chandikala yang luruh didalam laut hanya ilusi, namun terlihat seperti cerita dalam sebuah tajuk mengagumkan, namun tidak bisa didapatkan namun hati ini akan tetap menunggu sampai sebuah cincin melingkar di jari jemarimu kadangkala aku juga sadar, bahwa hanya sebagian kecil untuk memilikimu seorang layaknya perunggu, sekeras apapaun pandai besi menempamu  tak akan pernah menjadi emas yang dapat menyaingi  meski campur tangan tuhan berpihak kepadaku. kau tahu, rindu ini selalu terjaga diantara ombak-ombak yang bergulung itu hingga saa...

kala

saat semua tak bisa seperti sediakala saat semua tutur kata tak lagi sama saat perasaan tak bisa kembali seperti semua  dan saat kita tak bisa lagi bersenggama rasa yang tak biasa, sifat yang tak menentu arahnya apakah engkau masih sama seperti wanita yang dahulu kala berparas jelita dan berhati mulia menatap keinginan dengan sebuah sudut pandang penuh harapan lantas bagaimanakah dengan sejuta rasa ? lantas bagimanakah dengan segala janji yang dibentuk jauh-jauh hari ? bukankah kita selalu membahasnya setiap detik dalam hari lantas, apakah memang perasaan manusia selalu sama setiap waktunya ? lantas, apakah benar setelah masa-masa yang tlah terlewatkan masih tidak bisa menyatukan ? secuil waktu saat bersama, selalu aku kan mengingatnya meski sang kala tidak berkata sedemikan rupa engkau ada selamanya 

Majelis Mata Pedang

  Kala musa menyurati _nil_ dengan serangkaian huruf dalam suhuf-nya seketika lesap hulu bersimbah merah darah. Entah atas nama apa, kau rela menggadaikan wajah demi mensujudi ribuan sajadah   Lalu setelahnya, kala muncul sang jibril ke langit dunia engkau berpaling kepada patung sapi perunggu yang dianggap dewa.  Dan 10 perintah tuhan, hanya tertempel diatas batu namun tiada yang meng-iman-i Selanjutnya, peristiwa abad ke satu sampai tiga Ketika pembantaian peristiwa kenabian  karena engkau menolak utusan selain dari bangsa yang dalam sudut pandangmu paling mengagumkan.

Pembaruan Doa

Pada kata aku bercerita Pada kata aku menyembunyikan rasa Pada kata aku menumbuhkan asa Pada kata aku tenggelam kepada-NYA kini ucapan senantiasa tertutur pada-NYA kini ucapan selalu terlantun pada-NYA kini ucapan menjadi permintaan pada-NYA Goresan kata pada kalimat ucapan telah hilang dari sebelumnya Setiap lembarnya menyisakan perasaan kebingungan tentang bagaimana Tentang kisah perjamuan antara hamba dengan penciptanya Pembaruan doa-doa yang tidak tahu sebagaimana mestinya Hanya satu keyakinan yang dia punya Pastilah tuhan memaklumi pembaruan doa hamba

yang tersimpan dalam kegelapan

Di belakang rimbun pepohonan Di tengah gelap dalam hutan Tersimpan sejuta asa dan lamunan  Dalam diam aku menang Dalam sunyi aku riang  Atas nama masa-masa yang telah terlewatkan malam yang kau kirimkan sudah tersimpan kukira sama lengkap seperti ketika engkau memotong langit biru kehitam-hitaman desir angin dan suara hempasan lembah yang memecah kesunyian lambaian pohon-pohon nyiur dalam kekelaman Aku pun tahu Yang,  senja yang paling keemas-emasan sekalipun hanya akan berakhir dalam keremangan  menyedihkan ketika segala makhluk dan benda menjadi hitam, lantas menyatu dalam kegelapan. Kita saling tau yang , keindahan senja itu, kepastiannya akan selesai dan menjadi malam yang mencekam Manusia memburu temaram sampai keujung belahan  tapi dunia ini fana yang , seperti senja  yang hanya sebentar Kehidupan mungkin saja memancar gilang-gemilang, tetapi ia berubah dengan pasti setelah masanya hilang.  Waktu mengubah segalanya tanpa perasaaan menjadi kehitam...

Sang Rembulan

  Waktu-waktu yang telah terlewatkan Menitik kenangan dalam setiap ingatan Tentang aku, tentang mereka, tentang seseorang yang membias dalam kenangan Sebuah keteguhan dari sang maha pemberi cinta dan kasih sayang  Terimakasih atas waktu-waktu yang berkesan Terimakasih atas segala kenikmatan yang diberikan Tentang tiga perkara dunia yang menjadi terang Tentang beberapa perbuatan yang tidak mungkin terlupakan Tentang seberapa jauh qadar akan membawa raga dan badan  Tentang berapa ribu malam yang engkau lewatkan dalam keheningan  Aku adalah sebagian dari ketenangan Aku adalah engkau yang berpangku dalam pelukan Aku adalah bagian dalam teguh hatimu saat berdoa kepada tuhan  Aku adalah. . . . .