Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2025

reinkarnasi, konsepsi, hidup dan mati

melihat hidup bukanlah hidup  Melihat Mati bukanlah mati Sekarang didalam takdir,  ada kematian didalam kehidupan ada kehidupan didalam kematian Aku akhirnya mengerti Ternyata hidup tetaplah hidup Dan mati tetaplah mati. Ternyata hal hal didunia ini yang telah lalu biarkanlah berlalu yang ada biarkanlah tetap ada. Seperti hujan yang lahir di langit   tetapi bukan mati di bumi melainkan terlahir kembali di bumi. Berbagai perubahan diantaranya adalah kematian juga kehidupan

Lailatul qodar

  Malam seribu bulan, sebuah kebaikan. Tidak hanya datang sepuluh hari terakhir di bulan ramadhan. Ingat dan rasakan, segala kebaikan itu bahkan muncul dihari hari yang tidak engkau pikirkan mas, jadi secara harfiahnya, _kencenge ngibadahmu ki ojo mung 10 dino akhir_ mbendino ngeneki yo karepno tekonmu neng gusti kerono rahmate mas. (Guse) Alhamdulillah

Jatuhnya citra sang masayikh

  Mas, ngger. Jaman saiki iku akeh seng do kapusan guru, ati ati lakumu ojo ngasi salah mileh guru. golek guru seng ngelengake batiniahmu iku luweh angel seko golek guru guru ngajimu. Wong wong seng kebledung bapak karo keturunan apek sak nduwure, yo iso wae kesandung dunyo sak isine, la kok yo gus, wali wae akeh seng ilang makom.e perkoro dunyo sak isine. Ojo kesel ndrepe ndrepe neng ngarep lawange gusti yo mas 

Ikhwal kematian

Beberapa orang menantikan Beberapa orang takut ia datang Satu atau dua dalam dua puluh empat jam, seringkali menakutkan Apakah ia akan datang saat aku dalam keadaan tenang Apakah ia akan datang saat semua sudah disiapkan Ataukah dia datang tanpa kabar dari kejauhan  Entahlah Aku juga masih takut membayangkan Kadang kala kalimat penguat selalu dilontarkan 'Buat apa takut kepada peristiwa yang pasti datang' Seseorang pernah berkata demikian  Mungkin perkataan itu memang benar  Hanya aku saja yang takut akan peristiwa masa depan Bukan soal sanggupkah aku menjawab bertanyaan Bukan juga soal apakah aku dimasukan kedalam neraka atau surga yang dijanjikan Itu terlalu jauh untuk dipikirkan 

tak hilang dalam ingatan

 Pak mufid rahmat, Salah satu diantara orang-orang yang ngaji dirumah pakde. terlihat biasa pada awalnya, sampai buku ini diberikan kepada saya. Usia beliau tampak jauh dibawah pakde saya, dengan latar belakang pesantren dan alim juga beliaunya ( menurut perspektif saya ). Beliau juga purnawiran anggotan dewan di pusat sana, ah keren juga. tapi bukan itu yang ingin saya ceritakan kepada kalian semua  5 hari setelah saya selesai membaca bukunya, akal pikir saya mengerucut apakah benar kisahnya ? Betapa beliau mengasihi istrinya yang telah tiada, betapa kata-kata maut tidak akan memisahkan itu benar adanya. Hingga HAUL setiap tahun untuk mendiang istripun selalu dijalankannya ( kau tau kalky, sebatas mengenang dan melakukan haul dengan wujud pengajian bersama itu memang betul sama sama doa kepada sang ESA, tapi beda kesakralannya )  Selanjutnya, akal pikir bulus khalayak manusia sebagian saya bergumam. Harusnya dengan kapabilitas beliaunya itu bisa mendapatkan atau mencari ...

Kembalinya ruh kepada sang hyang nara

Paling lama 70 tahun sejak tulisan ini dipublikasikan, bagaimana akhir cerita dari seseorang ? Apakah akan mashur atau mundur, itu tidaklah penting. Kelak, semua yang saya lihat ini hanya tertinggal memori. Apakah saya akan menjadi manusia yang berakhir baik atau buruk, itu merupakan catatan dari sang illahi. Berhasilkah apa yang dicita citakan sejak dini ? Atau gagalkah saya dalam proses seleksi didunia ini ? Entahlah, hanya sebagian pikiran panjang saya yang berpikir kemana-mana tanpa kontrol emosi saat menulis ini. Keramaian, kesenangan, kebahagiaan, perasaan hangat saat bersama orang orang, nanti akan kembali kepada kesunyian, hanya ada aku, seluruh badan, dan catatan amal perbuatan. Apakah anak turunku masih mendoakanku ? Apakah semua yang mengenalku masih mendoakanku ? Aku tidak ingin berburuk sangka mengenai hal itu. Sejatinya setiap orang hanya ingin mendapatkan rahmat-nya itu. Saya hanya berterimakasih atas kesempatan menjalani kehidupan di alam yang engkau persembahkan, rasa ...

simfoni hitam

adalah benar bahwa namamu telah kusimpan sejak awal pertemuan segalanya terasa semacam kebetulan saat perkuliahan menuntun kita untuk selalu dipertemukan  saat engkau menitikan air mata saat kita keluar untuk pertama kalinya bahwa betul perasaan ini ada selamanya pria mana yang tidak jatuh cinta dengan sifat wanita sepertinya untuk apa laki-laki menemanimu bercerita saat pagi sore bahkan di malam hari raya memang beginilah pria ini. pecundang, namun karena tidak ingin merebutmu dari seseorang hingga saat perpisahan datang, waku tak lagi mempertemukan janji-janji yang terukir sangat sedikit kemungkinan untuk tersampaikan cerita-cerita kesenangan dan kesedihan tak lagi dirasa bersamaan sungguh tragis sekali pria ini, menjauhkan diri demi kemerdekaan semu karena melawan rasa sendiri sekarang, setelah seperempat abad hidup ini, barulah ia menyadari bahwa apa yang menanti telah disia-siakan jauh-jauh hari apakah dapat kembali ? pria itu sedang berusaha lagi apakah hasilnya dapat dijawab...

Pascarasa

hidup yang fana, dan setiap perpisahan adalah bagian dari siklus pertumbuhan begitupula sebuah kehidupan orang jatuh cinta lalu menikah, maka akan lahir anak- anak yang merekah tapi jika tidak jadi menikah, maka lahirlah syair-syair indah. dunia tidak selalu adil bagi setiap kasih kisah ia datang saat engkau pergi dan engkau datang saat dia pergi saat dia membutuhkan harmoni engkau berpaling dua kali saat engkau sudah menyadari, kekasihmu telah pergi entah benar entah salah mengenai kalimat ini  satu hal yang pasti, campur tangan tuhan selalu aku nanti, apapun yang terjadi  meski kalimat 'mungkin kucoba sekali lagi' terus diulangi

Melindungi penduduk pribumi dari pemerasan dan tirani

Hanya ada beberapa keadaan di dunia materi ini yang tidak memberikan kesempatan kepada seorang pemikir untuk melakukan pengamatan secara cerdas. Sehingga aku seringkali bertanya kepada diri sendiri, apakah banyaknya kesalahan yang sudah kita angap lumrah, banyaknya ketidakadilan yang kita pikir benar itu berasal dari fakta bahwa kita telah terlalu lama duduk dengan teman yang sama di dalam kereta pelancong yang sama. Kaki yang harus kau letakkan di sebelah kiri, di antara kotak topi dan keranjang ceri kecil. lutut yang kau tekankan pada pintu kereta agar tidak membuat perempuan di seberangmu berpikir kau hendak mengusik kesuciannya. Kaki kapalan yang sangat ngeri terhadap tumit " pelancong komersial " di dekatmu. leher yang harus kau miringkan begitu lama ke kiri karena hujan menerobos masuk dari sisi kanan. semuanya ini pada akhirnya akan sedikit menimbulkan ketidaknyamanan. Kurasa baik sekali untuk sesekali bertukar kereta, kursi, dan teman seperjalanan sehingga kau bisa me...

muak untuk memuja

 negeri ini semakin represif para tokoh seakan pasif dunia seakan manipulaitf segala isu diracik oleh penjahat yang merangkap detektif aneh duniaku semakin engap karena ulah orang-orang yang dianggap tegap kasihan teman-teman atas kejadian-kejadian yang tak mengenakkan apakah aku harus keluar saat malam seperti kelelawar agar tidak disebut sebagai pembuat onar boro-boro berpikir romantis yang ada hanya, mereka terlalu bengis 

siluet hitam di waktu temaram

di tepian samudra sesaat sebelum petang angin berbisik lirih seolah menyebut seseorang tak jauh dari lokasi bersandar, sayup-sayup ku melihat siluet berkerudung hitam kau berdiri megah dibawah ufuk yang sebentar lagi hilang bagaikan sang rembulan yang jatuh dalam pelukan  indah, namun hanya sebatas dapat dipandang bayang-bayang yang menari diujung temaram  ingin kupeluk, namun sang rembulan mengutuk dan berlari ke arah ufuk  seperti chandikala yang luruh didalam laut hanya ilusi, namun terlihat seperti cerita dalam sebuah tajuk mengagumkan, namun tidak bisa didapatkan namun hati ini akan tetap menunggu sampai sebuah cincin melingkar di jari jemarimu kadangkala aku juga sadar, bahwa hanya sebagian kecil untuk memilikimu seorang layaknya perunggu, sekeras apapaun pandai besi menempamu  tak akan pernah menjadi emas yang dapat menyaingi  meski campur tangan tuhan berpihak kepadaku. kau tahu, rindu ini selalu terjaga diantara ombak-ombak yang bergulung itu hingga saa...

kala

saat semua tak bisa seperti sediakala saat semua tutur kata tak lagi sama saat perasaan tak bisa kembali seperti semula  dan saat kita tak bisa lagi bersenggama rasa yang tak biasa, sifat yang tak menentu arahnya apakah engkau masih sama seperti wanita yang dahulu kala berparas jelita dan berhati mulia menatap keinginan dengan sebuah sudut pandang penuh harapan lantas bagaimanakah dengan sejuta rasa ? lantas bagimanakah dengan segala janji yang dibentuk jauh-jauh hari ? bukankah kita selalu membahasnya setiap detik dalam hari lantas, apakah memang perasaan manusia selalu sama setiap waktunya ? lantas, apakah benar setelah masa-masa yang tlah terlewatkan masih tidak bisa menyatukan ? secuil waktu saat bersama, selalu aku kan mengingatnya meski sang kala tidak berkata sedemikan rupa engkau ada selamanya 

Majelis Mata Pedang

  Kala musa menyurati _nil_ dengan serangkaian huruf dalam suhuf-nya seketika lesap hulu bersimbah merah darah. Entah atas nama apa, kau rela menggadaikan wajah demi mensujudi ribuan sajadah   Lalu setelahnya, kala muncul sang jibril ke langit dunia engkau berpaling kepada patung sapi perunggu yang dianggap dewa.  Dan 10 perintah tuhan, hanya tertempel diatas batu namun tiada yang meng-iman-i Selanjutnya, peristiwa abad ke satu sampai tiga Ketika pembantaian peristiwa kenabian  karena engkau menolak utusan selain dari bangsa yang dalam sudut pandangmu paling mengagumkan.

Pembaruan Doa

Pada kata aku bercerita Pada kata aku menyembunyikan rasa Pada kata aku menumbuhkan asa Pada kata aku tenggelam kepada-NYA kini ucapan senantiasa tertutur pada-NYA kini ucapan selalu terlantun pada-NYA kini ucapan menjadi permintaan pada-NYA Goresan kata pada kalimat ucapan telah hilang dari sebelumnya Setiap lembarnya menyisakan perasaan kebingungan tentang bagaimana Tentang kisah perjamuan antara hamba dengan penciptanya Pembaruan doa-doa yang tidak tahu sebagaimana mestinya Hanya satu keyakinan yang dia punya Pastilah tuhan memaklumi pembaruan doa hamba

yang tersimpan dalam kegelapan

Di belakang rimbun pepohonan Di tengah gelap dalam hutan Tersimpan sejuta asa dan lamunan  Dalam diam aku menang Dalam sunyi aku riang  Atas nama masa-masa yang telah terlewatkan malam yang kau kirimkan sudah tersimpan kukira sama lengkap seperti ketika engkau memotong langit biru kehitam-hitaman desir angin dan suara hempasan lembah yang memecah kesunyian lambaian pohon-pohon nyiur dalam kekelaman Aku pun tahu Yang,  senja yang paling keemas-emasan sekalipun hanya akan berakhir dalam keremangan  menyedihkan ketika segala makhluk dan benda menjadi hitam, lantas menyatu dalam kegelapan. Kita saling tau yang , keindahan senja itu, kepastiannya akan selesai dan menjadi malam yang mencekam Manusia memburu temaram sampai keujung belahan  tapi dunia ini fana yang , seperti senja  yang hanya sebentar Kehidupan mungkin saja memancar gilang-gemilang, tetapi ia berubah dengan pasti setelah masanya hilang.  Waktu mengubah segalanya tanpa perasaaan menjadi kehitam...

Sang Rembulan

  Waktu-waktu yang telah terlewatkan Menitik kenangan dalam setiap ingatan Tentang aku, tentang mereka, tentang seseorang yang membias dalam kenangan Sebuah keteguhan dari sang maha pemberi cinta dan kasih sayang  Terimakasih atas waktu-waktu yang berkesan Terimakasih atas segala kenikmatan yang diberikan Tentang tiga perkara dunia yang menjadi terang Tentang beberapa perbuatan yang tidak mungkin terlupakan Tentang seberapa jauh qadar akan membawa raga dan badan  Tentang berapa ribu malam yang engkau lewatkan dalam keheningan  Aku adalah sebagian dari ketenangan Aku adalah engkau yang berpangku dalam pelukan Aku adalah bagian dalam teguh hatimu saat berdoa kepada tuhan  Aku adalah. . . . .