Langsung ke konten utama

yang tersimpan dalam kegelapan



Di belakang rimbun pepohonan

Di tengah gelap dalam hutan

Tersimpan sejuta asa dan lamunan 

Dalam diam aku menang

Dalam sunyi aku riang 

Atas nama masa-masa yang telah terlewatkan

malam yang kau kirimkan sudah tersimpan

kukira sama lengkap seperti ketika engkau memotong langit biru kehitam-hitaman

desir angin dan suara hempasan lembah yang memecah kesunyian

lambaian pohon-pohon nyiur dalam kekelaman

Aku pun tahu Yang, 

senja yang paling keemas-emasan sekalipun hanya akan berakhir dalam keremangan menyedihkan

ketika segala makhluk dan benda menjadi hitam, lantas menyatu dalam kegelapan.

Kita saling tau yang, keindahan senja itu, kepastiannya akan selesai dan menjadi malam yang mencekam

Manusia memburu temaram sampai keujung belahan 

tapi dunia ini fana yang, seperti senja  yang hanya sebentar

Kehidupan mungkin saja memancar gilang-gemilang, tetapi ia berubah dengan pasti setelah masanya hilang. 

Waktu mengubah segalanya tanpa perasaaan

menjadi kehitaman yang membentang sepanjang lebatnnya hutan.

hitam, sunyi dan kelam.

rupa-rupanya dengan cara seperti itulah dunia menjadi malam

sore yang engkau kirimkan telah menimbulkan rencana tak terbayangkan.

 Apakah engkau mengilhami perkataan yang kukatakan berulang-ulang ?

aku masih sayang


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kidung Untuk Kekasih

 Sebuah Roman kepada pemeluk teguh, tuhanku dalam keadaan termangu aku senantiasa mengingat ciptaanmu seorang hawa yang senantiasa menengadahkan tangan kepadamu dengan suka tanpa duka ia selalu meminta apapun kepadamu ohh tuhanku, ia dengan kelembutan dalam jiwanya seperti rimbaraya di pagi hari yang menyingsingkan sinarnya tanah becek, duri beracun, dan kegelapan sirna seiring dengan hadirnya namun ternyata itu adalah kenangan untuk terakhir kalinya gaun putih kecoklatan yang engkau kenakan akan selalu kukenang hingga enam masa  tatapan mata yang menyorot bagai bintang yang penuh kasih sayang akan selalu ada tempat dalam relung hati yang terdalam betapa berat, wahai betapa bosan hati ini untuk terus berjauhan membenar-benarkan kata dalam sebuah pesan hanya untuk mengakhiri sebuah obrolan kunyalakan jiwa hingga ngungun, sunyi riuh rendah, hari berganti malam tanpa sebuah istirah wahai tuhan yang menangui kidung ini, sudikah engkau mendekatkan sanubari kami kembali atau mungkin...

Pemeluk Dosa

Sukmanya memberontak namun apadaya sang tuhan telah memerintahkan bala tentaranya Getir dalam perasaannya  sesal dalam perbuatanya tidak akan bisa menanggung 9 hawa diri semasa hidupnya Usai sudah misinya  dengan segala amal yang diperbuatnya, harusnya ia juga tau akan masuk kemana Dalam kesadaran kecil dia berkata  bahwa hanya dengan setetes rahmat-NYA  aku bisa tertolong selamanya

Yang cantik yang (tak) bisa (di)takluk(kan) selamanya

​ Tidak seperti cerita saya sebelumnya yang syarat dengan revolusi sejarah dan kemerdekaan bangsa, "tungku api" sosok utama di sequel ini mungkin wanita yang di idamkan setiap mahasiswa. Ia dengan kulit putihnya, tirus pipinya, merah muda gincunya, kalau tersenyum,ih manisnya. Cantik parasnya, lentik suaranya dan kelembutan hatinya  Dia juga suka binatang kucing seperti sodara saya, kalau sedang bercengkrama dengan hewannya, aduh, menenangkan sekali rasanya Dia juga penakut seperti saya, hampir setiap hari pada pukul 23.00 tepatnya, dering telfon bergema pertanda dia minta untuk ditemani hanya sekedar buang air kecil di lantai atasnya. Kadang juga pembahasanya sangat riang kedengarannya, kisah asmaranya membuat-ku ingin memiliki wanita seperti ia. Bersih bersih adalah hobinya namun aku tak yakin ia bisa membuat "sambal tumpang seperti ibuku dan mbah kedah rasanya" Sepertinya ia dilahirkan dari keluarga yang taat beragama, sayang aku belum berkenalan dengan bapaknya....