Langsung ke konten utama

Postingan

Kidung Untuk Kekasih

 Sebuah Roman kepada pemeluk teguh, tuhanku dalam keadaan termangu aku senantiasa mengingat ciptaanmu seorang hawa yang senantiasa menengadahkan tangan kepadamu dengan suka tanpa duka ia selalu meminta apapun kepadamu ohh tuhanku, ia dengan kelembutan dalam jiwanya seperti rimbaraya di pagi hari yang menyingsingkan sinarnya tanah becek, duri beracun, dan kegelapan sirna seiring dengan hadirnya namun ternyata itu adalah kenangan untuk terakhir kalinya gaun putih kecoklatan yang engkau kenakan akan selalu kukenang hingga enam masa  tatapan mata yang menyorot bagai bintang yang penuh kasih sayang akan selalu ada tempat dalam relung hati yang terdalam betapa berat, wahai betapa bosan hati ini untuk terus berjauhan membenar-benarkan kata dalam sebuah pesan hanya untuk mengakhiri sebuah obrolan kunyalakan jiwa hingga ngungun, sunyi riuh rendah, hari berganti malam tanpa sebuah istirah wahai tuhan yang menangui kidung ini, sudikah engkau mendekatkan sanubari kami kembali atau mungkin sudah wa

PUTIH

yang ditinggal menjadi katalis disetiap kamis, manis.  Membuka jalan menuju tuhan saat yang telah mati pulang ke kampung halaman. dengan ratapan ke arah anak cucu melalui asas persaudaraan.  Tentang tiga amalan yang tidak akan putus hingga akhir zaman. Melihat anak cucu membuka ayat suci lembar demi lembar, sumpah serapah tak jadi terlontar.  Lalu ia kembali dan merobek tirai penghalang menuju tuhan,  dengan senyum yang tanpa penyesalan  dan air mata yang bercucuran karena mendapat setetes rahmat dari tuhan 

Sendiri Dan Keterasingan

Sebuah Roman kau sendiri adalah sebuah pulau yang terpisahkan  terasingkan dalam kebahagiaannya sendiri dan dijauhkan oleh perasaan iba hati  sekaligus disembunyikan dari balik rahasia dan misteri. Namun pada pengamatan seksama  aku melihat dirimu yang terpencil berdiri di samping mahkotamu, menderita di dalam keterasingan dan gemetar di dalam sepi. Aku melihat diri itu mengulurkan kedua lengannya seakan-akan memohon dari hantu tak kasat mata.  Aku melihatnya mengintip dari balik bahu orang-orang pada cakrawala yang jauh sana  dengan tatapan kosong dari segala sesuatu kecuali kesendirian dan keterasingan. kesendirian dan keterasingan ini,  aku akan, mendengar suaramu dalam kematian !  berpikir bahwa akulah yang sedang bercerita ini; tetapi begitu kulihat wajahmu,  kusadari bahwa bayangangku sendirilah yang sedang kulihat pada cermin malam itu. bahwa, akulah lelaki dengan jiwa bocah itu

Banalitas faham keimanan

Sebuah Roman Hanya pada kebanalan yang aku tenun Malapetaka yang terus bersifat rukun Tak ada rehat dari pagi sampai malam Walau jiwa bersenandung irama yang menghitam Tidak stakato pada pergerakan mesin I'm in my bag like it's lunch time gunning for you one by one

Istidraj Dan Bagaimana Makna Sebenarnya

satu atau dua bulan yang lalu, saya bertemu dengan seseorang yang usianya 2 kali lebih tua dariku dan aku juga mengaggap beliau seperti sahabatku. ahh tidak, mungkin lebih tepatnya sebagai guruku, guru batinku. kala itu waktu menunjukan pukul 01.00 dini hari diwaktu kami bercengkrama bertiga didepan ruang tamu. tanpa sebab atau tanpa apa tiba-tba saya bertanya seputar istidraj yang terlintas dikepala. dan sebenarnya, pertanyaan itu muncul setelah sekian lama saya merasakan kehampaan didalam hati yang tanpa ada dasarnya. teringat sekali bahwa waktu itu saya masih bekerja di bank swasta dengan gaji yang sangat cukup bahkan lebih untuk seorang anak desa yang tidak memiliki tanggungan apa-apa. pertanyaan ini muncul karena seringnya saya merasa gundah gulana tanpa suatu sebab yang memicunya, padahal kalau dirasa financial saya sangat lebih cukup untuk membeli apa saja, finansial saya juga sangatlah mumpuni untuk menabung hingga dua ratus ribu  setiap hari. yaa mungkin itu yang terfikirkan o

Kita Hanya Berbeda Jalan Memilih Dosa

  Semuanya, akan berakhir ketika ruh mencapai pangkal krongkongan kita. - [ ] Segala upaya, yang kita pinta, yang kita selalu berusaha menggapainya, yang kita upayakan dengan segala cara. - [ ] Pada akhirnya akan tetap sama, kita akan berlanjut ke perjalanan dan pengadilan selanjutnya. - [ ] Entah baik atau buruk yang dibawa, harusnya kita berbaik sangka dan berupaya mendapat ridhonya. - [ ] Tapi kenapa semua itu bisa terlupa oleh kehidupan di dunia, bukankah tujuannya hanya liang lahat semata - [ ] Suatu waktu aku pernah dialog dengan saya, "diksi" tentang sekarang dia sudah tidak sakit lagi untuk orang yang meninggal dimana sebelumnya dia telah diberikan rasa penyakit selama didunia - [ ] Suatu kata itu, dalam batin saya berkata, "iya kalau memang perilaku baik yang dominan dibawanya, bagaimana kalau sebaliknya" - [ ] Bukankah dia malah akan mendapat siksa yang lebih pedih lagi kalo menurut buku buku cerita ? - [ ] Tapi sebenarnya itu merupakan kesalahan fatal yan

Kalbu yang mencoba menyentuh nurani

Sekali lagi, Gusti dengan segala takdir uniknya selalu menjawab pertanyaan pertanyaan manusia yang tidak pernah terlintas difikiranya. Dan untuk kami kami ini, akan selalu berusaha untuk tidak membenci sesuatu apa yang belum kami mengerti. sekalipun dalam beberapa kondisi, sepertinya menjadi manusia adalah masalah bagi manusia.