Langsung ke konten utama

Postingan

reinkarnasi, konsepsi, hidup dan mati

melihat hidup bukanlah hidup  Melihat Mati bukanlah mati Sekarang didalam takdir,  ada kematian didalam kehidupan ada kehidupan didalam kematian Aku akhirnya mengerti Ternyata hidup tetaplah hidup Dan mati tetaplah mati. Ternyata hal hal didunia ini yang telah lalu biarkanlah berlalu yang ada biarkanlah tetap ada. Seperti hujan yang lahir di langit   tetapi bukan mati di bumi melainkan terlahir kembali di bumi. Berbagai perubahan diantaranya adalah kematian juga kehidupan
Postingan terbaru

Lailatul qodar

  Malam seribu bulan, sebuah kebaikan. Tidak hanya datang sepuluh hari terakhir di bulan ramadhan. Ingat dan rasakan, segala kebaikan itu bahkan muncul dihari hari yang tidak engkau pikirkan mas, jadi secara harfiahnya, _kencenge ngibadahmu ki ojo mung 10 dino akhir_ mbendino ngeneki yo karepno tekonmu neng gusti kerono rahmate mas. (Guse) Alhamdulillah

Jatuhnya citra sang masayikh

  Mas, ngger. Jaman saiki iku akeh seng do kapusan guru, ati ati lakumu ojo ngasi salah mileh guru. golek guru seng ngelengake batiniahmu iku luweh angel seko golek guru guru ngajimu. Wong wong seng kebledung bapak karo keturunan apek sak nduwure, yo iso wae kesandung dunyo sak isine, la kok yo gus, wali wae akeh seng ilang makom.e perkoro dunyo sak isine. Ojo kesel ndrepe ndrepe neng ngarep lawange gusti yo mas 

Ikhwal kematian

Beberapa orang menantikan Beberapa orang takut ia datang Satu atau dua dalam dua puluh empat jam, seringkali menakutkan Apakah ia akan datang saat aku dalam keadaan tenang Apakah ia akan datang saat semua sudah disiapkan Ataukah dia datang tanpa kabar dari kejauhan  Entahlah Aku juga masih takut membayangkan Kadang kala kalimat penguat selalu dilontarkan 'Buat apa takut kepada peristiwa yang pasti datang' Seseorang pernah berkata demikian  Mungkin perkataan itu memang benar  Hanya aku saja yang takut akan peristiwa masa depan Bukan soal sanggupkah aku menjawab bertanyaan Bukan juga soal apakah aku dimasukan kedalam neraka atau surga yang dijanjikan Itu terlalu jauh untuk dipikirkan 

tak hilang dalam ingatan

 Pak mufid rahmat, Salah satu diantara orang-orang yang ngaji dirumah pakde. terlihat biasa pada awalnya, sampai buku ini diberikan kepada saya. Usia beliau tampak jauh dibawah pakde saya, dengan latar belakang pesantren dan alim juga beliaunya ( menurut perspektif saya ). Beliau juga purnawiran anggotan dewan di pusat sana, ah keren juga. tapi bukan itu yang ingin saya ceritakan kepada kalian semua  5 hari setelah saya selesai membaca bukunya, akal pikir saya mengerucut apakah benar kisahnya ? Betapa beliau mengasihi istrinya yang telah tiada, betapa kata-kata maut tidak akan memisahkan itu benar adanya. Hingga HAUL setiap tahun untuk mendiang istripun selalu dijalankannya ( kau tau kalky, sebatas mengenang dan melakukan haul dengan wujud pengajian bersama itu memang betul sama sama doa kepada sang ESA, tapi beda kesakralannya )  Selanjutnya, akal pikir bulus khalayak manusia sebagian saya bergumam. Harusnya dengan kapabilitas beliaunya itu bisa mendapatkan atau mencari ...

Kembalinya ruh kepada sang hyang nara

Paling lama 70 tahun sejak tulisan ini dipublikasikan, bagaimana akhir cerita dari seseorang ? Apakah akan mashur atau mundur, itu tidaklah penting. Kelak, semua yang saya lihat ini hanya tertinggal memori. Apakah saya akan menjadi manusia yang berakhir baik atau buruk, itu merupakan catatan dari sang illahi. Berhasilkah apa yang dicita citakan sejak dini ? Atau gagalkah saya dalam proses seleksi didunia ini ? Entahlah, hanya sebagian pikiran panjang saya yang berpikir kemana-mana tanpa kontrol emosi saat menulis ini. Keramaian, kesenangan, kebahagiaan, perasaan hangat saat bersama orang orang, nanti akan kembali kepada kesunyian, hanya ada aku, seluruh badan, dan catatan amal perbuatan. Apakah anak turunku masih mendoakanku ? Apakah semua yang mengenalku masih mendoakanku ? Aku tidak ingin berburuk sangka mengenai hal itu. Sejatinya setiap orang hanya ingin mendapatkan rahmat-nya itu. Saya hanya berterimakasih atas kesempatan menjalani kehidupan di alam yang engkau persembahkan, rasa ...

simfoni hitam

adalah benar bahwa namamu telah kusimpan sejak awal pertemuan segalanya terasa semacam kebetulan saat perkuliahan menuntun kita untuk selalu dipertemukan  saat engkau menitikan air mata saat kita keluar untuk pertama kalinya bahwa betul perasaan ini ada selamanya pria mana yang tidak jatuh cinta dengan sifat wanita sepertinya untuk apa laki-laki menemanimu bercerita saat pagi sore bahkan di malam hari raya memang beginilah pria ini. pecundang, namun karena tidak ingin merebutmu dari seseorang hingga saat perpisahan datang, waku tak lagi mempertemukan janji-janji yang terukir sangat sedikit kemungkinan untuk tersampaikan cerita-cerita kesenangan dan kesedihan tak lagi dirasa bersamaan sungguh tragis sekali pria ini, menjauhkan diri demi kemerdekaan semu karena melawan rasa sendiri sekarang, setelah seperempat abad hidup ini, barulah ia menyadari bahwa apa yang menanti telah disia-siakan jauh-jauh hari apakah dapat kembali ? pria itu sedang berusaha lagi apakah hasilnya dapat dijawab...