Tidak seperti cerita saya sebelumnya yang syarat dengan revolusi sejarah dan kemerdekaan bangsa, "tungku api" sosok utama di sequel ini mungkin wanita yang di idamkan setiap mahasiswa.
Ia dengan kulit putihnya, tirus pipinya, merah muda gincunya, kalau tersenyum,ih manisnya. Cantik parasnya, lentik suaranya dan kelembutan hatinya
Dia juga suka binatang kucing seperti sodara saya, kalau sedang bercengkrama dengan hewannya, aduh, menenangkan sekali rasanya
Dia juga penakut seperti saya, hampir setiap hari pada pukul 23.00 tepatnya, dering telfon bergema pertanda dia minta untuk ditemani hanya sekedar buang air kecil di lantai atasnya.
Kadang juga pembahasanya sangat riang kedengarannya, kisah asmaranya membuat-ku ingin memiliki wanita seperti ia.
Bersih bersih adalah hobinya namun aku tak yakin ia bisa membuat "sambal tumpang seperti ibuku dan mbah kedah rasanya"
Sepertinya ia dilahirkan dari keluarga yang taat beragama, sayang aku belum berkenalan dengan bapaknya. Semenjak smp sampai sma dia di pesantren sana. Sebenarnya hampir mirip dengan saya.
Diawal saya memuji kecantikannya, namun bukan itu poin sebenarnya. Perangai dan kelembutan hatinya yang membuatku benar benar jatuh cinta pada orang yang tak pernah saya miliki selamanya
Hehehe itulah wanita, dengan arti "tungku perapian" namanya, tapi sayang sepertinya disisa hidupku di bumi manusia ia tak akan pernah termiliki selamanya, maafkan tuhan saya mendahului takdir yang telah Engkau tetapkan
Komentar
Posting Komentar