Langsung ke konten utama

Postingan

yang tersimpan dalam kegelapan

Di belakang rimbun pepohonan Di tengah gelap dalam hutan Tersimpan sejuta asa dan lamunan  Dalam diam aku menang Dalam sunyi aku riang  Atas nama masa-masa yang telah terlewatkan malam yang kau kirimkan sudah tersimpan kukira sama lengkap seperti ketika engkau memotong langit biru kehitam-hitaman desir angin dan suara hempasan lembah yang memecah kesunyian lambaian pohon-pohon nyiur dalam kekelaman Aku pun tahu Yang,  senja yang paling keemas-emasan sekalipun hanya akan berakhir dalam keremangan  menyedihkan ketika segala makhluk dan benda menjadi hitam, lantas menyatu dalam kegelapan. Kita saling tau yang , keindahan senja itu, kepastiannya akan selesai dan menjadi malam yang mencekam Manusia memburu temaram sampai keujung belahan  tapi dunia ini fana yang , seperti senja  yang hanya sebentar Kehidupan mungkin saja memancar gilang-gemilang, tetapi ia berubah dengan pasti setelah masanya hilang.  Waktu mengubah segalanya tanpa perasaaan menjadi kehitam...

Sang Rembulan

  Waktu-waktu yang telah terlewatkan Menitik kenangan dalam setiap ingatan Tentang aku, tentang mereka, tentang seseorang yang membias dalam kenangan Sebuah keteguhan dari sang maha pemberi cinta dan kasih sayang  Terimakasih atas waktu-waktu yang berkesan Terimakasih atas segala kenikmatan yang diberikan Tentang tiga perkara dunia yang menjadi terang Tentang beberapa perbuatan yang tidak mungkin terlupakan Tentang seberapa jauh qadar akan membawa raga dan badan  Tentang berapa ribu malam yang engkau lewatkan dalam keheningan  Aku adalah sebagian dari ketenangan Aku adalah engkau yang berpangku dalam pelukan Aku adalah bagian dalam teguh hatimu saat berdoa kepada tuhan  Aku adalah. . . . .

Rezeki Dalam Silaturrahmi

  Terimakasih telah mempertemukan dengan orang orang baik, rezeki silaturahmi itu ada dan saya meyakini karena engkau dan rosulmu gusti || kami yang sebenarnya     tidak memiliki kendali atas diri ini sendiri, berusaha mengingat sebuah fadhol-Mu gusti. bahwa setiap detik kedepan tidak ada kendali atas kami. || dan untuk saya pribadi, _semoga panjenengan mboten nate duko kalian kulo gusti_ karena pikiran saya ini terlalu mencampuri hak prerogatif engkau yang saya sudah diingatkan seringkali. Terimakasih telah menghadirkan perkumpulan yang menjadi saudara ini. Dan mohon maaf gusti, rayuan indah ini hanya bisa sebatas kata karena diri ini, tidak sebagus tulisan ini

Pemeluk Dosa

Sukmanya memberontak namun apadaya sang tuhan telah memerintahkan bala tentaranya Getir dalam perasaannya  sesal dalam perbuatanya tidak akan bisa menanggung 9 hawa diri semasa hidupnya Usai sudah misinya  dengan segala amal yang diperbuatnya, harusnya ia juga tau akan masuk kemana Dalam kesadaran kecil dia berkata  bahwa hanya dengan setetes rahmat-NYA  aku bisa tertolong selamanya

Mendera

  Tubuhnya Busuk Di kerumuni Dosa. Nuraninya gelap, Tubuhnya menggigil ketakutan, Dosanya busuk dikerumuni lalat. Di gudang rumah, la temui sejadah berjamur, la basuh dengan air matanya, Jalan merangkak, hatinya ragu diterima tuhannya. Tapi apalah daya, Kuasa tuhan lebih besar dari dosa-dosa manusia. ~Abdulloh faqih~

matehatika

 kepada perempuan yang dianugerahi keindahan jiwa dan ragamu memanglah kebenaran hanya bisa disentuh dengan kesucian kecantikanmu bukan pada paras namun dia terpancar bagai serunai sinar ditengah kehampaan bunga-bunga di tanah lapang adalah cinta kasih semesta kehidupan dan engkau anak manusia adalah bunga-bunga dari kasih dan sayang pahamlah aku bila rasa sayang tidak di-baru-kan maka akan berakhir menjadi perbudakan cinta, bagai sebuah kematian. beberapa orang dianggap menakutkan namun beberapa lainnya menantikan layaknya menunggumu hingga waktu temaram meski tahu gelap gulita akan menggantikan apakah itu sebuah kesalahan ? kau tahu (yang), dalam beberapa persoalan tidak bisa di setarakan seperti matematika dalam pelajaran setiap pertanyaan akan selalu ada kunci jawaban namun dalam kehidupan beberapa persoalan tidak akan muncul sebuah jawaban untuk kelanjutan, biarlah kita mengarungi samudera rubiyat tuhan. (hutan pinus, hujan, dan kemeja hitam)

Semenjana

 Kita hanya sebatas cinta yang tak pernah tersampaikan. Tertutup tabir-tabir dalam pertanyaan Lalu luruh,  lalu termangu,  atau ragu. Memuai dan terlupakan atas masa-masa itu. Serupa jejak langkah, akan hilang seiring hadirnya ombak-ombak di pantai itu Adakah kita hanya sebatas belajar menyimpan dendam dan rindu Lalu membisikkan salam, Lewat konstelasi-konstelasi dalam ingatan Atau sekedar kecupan diantara lautan awan Biarlah rindu menjadi senandung untuk bromocorah masyarakat pedesaan Yang teduh, Lagi melelapkan, kemudian terlupakan. barangkali waktu akan terulang, sepertinya lebih baik berteman